Foto: Menutup Imlek di Beijing

24 Februari 2019 6:29 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Suasana di Dashilar Street, Beijing, China saat menyambut Cap Go Meh. Foto: Marcia Audita/kumparan.
Usai dua pekan merayakan Lunar New Year, masyarakat Tionghoa menutup perayaan tahun baru dengan Cap Go Meh. Mereka akan berkumpul dan makan malam bersama keluarga besar.
ADVERTISEMENT
Suasana di Dashilar Street, Beijing, China saat menyambut Cap Go Meh. Foto: Marcia Audita/kumparan.
Diserap dalam dialek Hokkian, Cap Go Meh bermakna malam ke-15. Di China, mereka mengenalnya dengan Festival Yuanxiao atau Shangyuan, sebagai penghormatan terhadap Dewa Thai Yi, dewa tertinggi di langit pada era Dinasti Han (206 SM-221 M).
Suasana di Dashilar Street, Beijing, China saat menyambut Cap Go Meh. Foto: Marcia Audita/kumparan.
Momen kehangatan penutupan Imlek di Beijing salah satunya menghampiri Dashilar Street. Masyarakat dari berbagai provinsi di China jamak ditemui di pasar tradisional yang sudah dibangun sejak era Dinasti Ming (1368-1644) tersebut.
Suasana di Dashilar Street, Beijing, China saat menyambut Cap Go Meh. Foto: Marcia Audita/kumparan.
Dashilar Street berada di seberang Tiannamen Square, sebelah barat Jalan Qianmen. Dulu, sebelum Dashilar belum masuk wilayah Beijing, pasar itu menjadi salah satu jalur masuk ke Tiannamen yang menghubungkan Forbidden City atau Old Palace, Istana Kaisar Ming. Setiap orang yang ingin memasuki benteng Tiannamen dari Dashilar harus melalui pemeriksaan di depan gerbang pasar.
Suasana di Dashilar Street, Beijing, China saat menyambut Cap Go Meh. Foto: Marcia Audita/kumparan.
Sekarang, jalanan itu bebas pengunjung. Di pintu utama, akan terlihat gapura hijau dan biru bercorak Ming yang membentang dari sisi kiri ke kanan jalan. Pantauan di lokasi, hingga pekan ini, masih banyak masyarakat menghabiskan momen bersama keluarga dan pasangan yang baru saja kembali dari kampung halaman.
Suasana di Dashilar Street, Beijing, China saat menyambut Cap Go Meh. Foto: Marcia Audita/kumparan.
Semua kebutuhan makanan ada di Dashilar. Toko-toko berderet di sepanjang jalan hampir 500 meter. Lampion dan pernak-pernik imlek sentuhan warna merah memaniskan sudut Beijing usai disambut salju.
ADVERTISEMENT
Wisatawwan bersantai di Dashilar Street, Beijing, China saat menyambut Cap Go Meh. Foto: Marcia Audita/kumparan.
Tak hanya sekadar berkunjung, masyarakat juga membeli makanan dan minuman untuk dibawa pulang. Pakaian baru, onde-onde, hingga manisan buah menjadi kebiasaan yang dilakukan untuk merayakan Cap Go Meh.
Suasana Cap Go Meh di Forbidden City, Beijing Foto: Marcia Audita/kumparan
Nah, tibalah merayakan Cap Go Meh seraya menelusuri jejak Ming di Forbidden City. Peninggalan bangunan kuno ini adalah yang termegah di China, bahkan didaulat sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO sejak 1987.
Suasana Cap Go Meh di Forbidden City, Beijing Foto: Marcia Audita/kumparan
Berbondong-bondong jutaan warga China bersama sanak saudara berkumpul di area seluas 72 hektare ini. Setelah melihat parit yang mengelilingi area kompleks --sekarang sedang membeku--, masyarakat akan masuk melalui pintu Meridian Gate.
Suasana Cap Go Meh di Forbidden City, Beijing Foto: Marcia Audita/kumparan
Sayangnya, kumparan tak bisa masuk ke dalam gedung utama lantaran hari menjelang sore. Kami hanya menyusuri sepanjang jalan hingga belakang parit yang sangat dipenuhi banyak pengunjung.
Suasana Cap Go Meh di Forbidden City, Beijing Foto: Marcia Audita/kumparan
Mereka sebelumnya berswafoto di gerbang depan yang terpampang wajah Mao Tse Tung, si pendiri Partai Komunis China.
Suasana Cap Go Meh di Forbidden City, Beijing Foto: Marcia Audita/kumparan
Ornamen Imlek bertebaran di jalan. Masyarakat yang berlalu-lalang, berbincang-bincang, membeli jajanan hingga oleh-oleh menambah keelokan Beijing di sore hari.
Suasana Cap Go Meh di Forbidden City, Beijing Foto: Marcia Audita/kumparan
Nama Forbidden City dilandasi siapa-siapa saja dari mereka yang boleh masuk ke sana. Penduduk luar selain kaisar, kerabat dan keturunannya tidak diizinkan masuk. Dulu, Beijing hanya meliputi area kompleks istana dan sekitarnya. Namun sekarang, lebih dari 100.000 pengunjung bisa memadati area ini. Forbidden City diabadikan menjadi museum Istana sejak 1925.
ADVERTISEMENT