Foto: Romansa Sepasang Demonstran Hong Kong
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Abby (19) dan Nick (20) - bukan nama asli mereka- merupakan pasangan yang bertemu saat Hong Kong tengah berkecamuk. Mereka adalah sepasang kasih yang ikut serta dalam demo besar untuk menentang RUU Ekstradisi.
ADVERTISEMENT
Di hampir setiap aksinya, pasangan ini bergandeng tangan melawan tindakan represif aparat keamanan, seperti pelemparan gas air mata, penyemprotan merica, penembakkan peluru karet, bahkan kabur saat dikejar aparat.
Abby dan Nick menghabiskan waktu bersama selama berjam-jam dibarikade untuk menghadapi polisi anti huru hara. Mereka bertransformasi dari siswa biasa yang tidak mencolok, menjadi pemberontak berpakaian hitam dengan wajah ditutupi oleh masker gas dan kacamata.
"Jika saya hidup cukup lama untuk memberi tahu putra saya, cucu saya nanti, ini akan menjadi kisah yang hebat" kata Nick.
Motivasi Abby dan Nick untuk melakukan protes sudah lama,memperbaiki kegagalan saat protes "Gerakan Payung" pada 2014.
RUU ekstradisi membuat mereka menjadi lebih fokus dalam konsistensi gerakan protes di Hong Kong. RUU itu telah ditangguhkan, tetapi menurutnya tidak ditarik secara resmi. Mereka membayangkan Beijing telah merayap di atas kota yang menikmati kebebasan demokrasi.
ADVERTISEMENT