Gagasan Sandi Soal Tak Perlu Banyak Kartu Cukup e-KTP Dipuji

18 Maret 2019 13:42 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cawapres no urut 02, Sandiaga Uno menunjukkan KTP saat Debat Ketiga Calon Wakil Presiden (Cawapres) Pemilu 2019 di Hotel Sultan, Minggu, (17/3). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Cawapres no urut 02, Sandiaga Uno menunjukkan KTP saat Debat Ketiga Calon Wakil Presiden (Cawapres) Pemilu 2019 di Hotel Sultan, Minggu, (17/3). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Cawapres 01 Ma'ruf Amin memamerkan kartu-kartu yang akan dicetak bila dia dan Jokowi menang. Mulai dari kartu prakerja, sembako murah, hingga kartu KIP untuk kuliah.
ADVERTISEMENT
Tapi di panggung debat cawapres, usulan pasangan 01 soal banyak kartu ini dibalas dengan ide kartu sakti e-KTP. Jadi konsepnya memaksimalkan e-KTP menjadi kartu untuk semua.
Usulan Sandi soal tidak banyak kartu ini menuai pujian. Salah satunya dari Wakil Ketua Komite I DPD Fahira Idris.
Senator asal DKI ini menilai gagasan Sandi dengan memaksimalkan e-KTP ini, sebagai kartu tunggal yang dipunyai masyarakat untuk mendapatkan berbagai bantuan dan pelayanan mulai dari jaminan sosial, kesehatan, pendidikan dan pelayanan lainnya adalah sebuah keniscayaan.
"Ini karena, memang tujuan dari megaprogram e-KTP yang menghabiskan anggaran triliunan rupiah bukan sekadar hanya sebagai identitas diri tetapi juga menjadi ‘kartu sakti’ untuk memudahkan rakyat mendapatkan berbagai bantuan dan pelayanan dari negara," jelas Fahira, Senin (18/3).
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Komite I DPD RI yang membidangi persoalan kependudukan ini mengungkapkan, sudah saatnya e-KTP yang diimplementasikan sejak 2011 dimaksimalkan fungsinya, tidak hanya sebagai identitas diri tetapi juga sebagai kartu tunggal yang dapat digunakan masyarakat untuk mendapatkan berbagai bantuan dan pelayanan publik dari negara.
“Jadi idealnya, kita tidak perlu lagi menerbitkan berbagai kartu baru karena fungsi-fungsi tersebut sudah mampu dilakukan oleh e-KTP yang memang dirancang sebagai kartu multiguna. Tinggal bagaimana pemerintahan ke depan mengembangkan dan memaksimalkan kecanggihan e-KTP untuk memudahkan rakyat mendapat bantuan dan pelayanan publik yang prima,” ujar Fahira lagi.
Fahira Idris di Polda Metro Jaya Foto: Diah Harni/kumparan
Menurut Fahira, cip yang ada di e-KTP mampu memuat data. Layaknya sebuah komputer mini, e-KTP mampu menyimpan data mulai dari tanda tangan digital, pasfoto, dan sidik jari, foto wajah, dan iris mata. Keunggulan lain e-KTP juga memiliki kemampuan memproses berbagai data jika dihubungkan dengan alat pembaca kartu atau card reader dan tersambung ke pusat data kependudukan nasional.
ADVERTISEMENT
“Kenapa kecanggihan e-KTP ini tidak dimanfaatkan semaksimal mungkin sehingga kita tidak perlu lagi menerbitkan berbagai kartu yang sebenarnya fungsinya bisa dilakukan oleh e-KTP yang memang dirancang sebagai kartu multiguna. Selama empat tahun terakhir ini, inisiatif memaksimalkan fungsi e-KTP, saya lihat belum ada. Oleh karena itu, harus segera dimulai menjadikan e-KTP sebagai kartu yang benar-benar ‘sakti’,” kata dia.
Ke depan, lanjut Fahira, e-KTP memang harus menjadi kartu tunggal bagi seluruh rakyat Indonesia untuk seluruh keperluannya, dari sejak lahir hingga meninggal dunia.
"Oleh karena itu, fokus pemerintahan ke depan, siapa pun yang memimpin republik ini, adalah bagaimana mengembangkan dan memaksimalkan kecanggihan e-KTP untuk efektivitas dan efisiensi pelayanan publik dan bantuan sosial, bukan malah menerbitkan kartu-kartu baru lagi," kata Fahira.
ADVERTISEMENT