Galeri Nasional Pamerkan 45 Karya Seni Koleksi 5 Istana Kepresidenan

4 Agustus 2018 3:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengunjung melihat lukisan yang dipajang pada Pameran Seni Koleksi Istana Kepresidenan Republik Indonesia di Galeri Nasional, Jakarta, Jumat (3/8). (Foto: Antara/Galih Pradipta)
zoom-in-whitePerbesar
Pengunjung melihat lukisan yang dipajang pada Pameran Seni Koleksi Istana Kepresidenan Republik Indonesia di Galeri Nasional, Jakarta, Jumat (3/8). (Foto: Antara/Galih Pradipta)
ADVERTISEMENT
45 lukisan, patung, dan seni kriya dari 34 seniman Indonesia dan mancanegara dipamerkan di Galeri Nasional sepanjang bulan Agustus 2019. Dilansir Antara, 45 karya seni tersebut merupakan koleksi dari Istana Kepresidenan Jakarta, Istana Bogor, Istana Tampaksiring, Istana Yogyakarta, dan Istana Kepresidenan Cipanas.
ADVERTISEMENT
Menurut kurator pameran Amir Sidharta, pameran bertajuk "Indonesia Semangat Dunia" ini diharapkan bisa mencerminkan semangat antarbangsa dan diplomasi budaya Indonesia di masa lalu. Salah satunya adalah patung Sang Penombak karya Roberto Juan Capurro yang diberikan Presiden Argentina Arturo Frondizi kepada Presiden Sukarno untuk mempererat hubungan kedua negara.
Saat itu, Sukarno yang tengah berkunjung ke Museum Seni La Boca, Argentina, menyatakan kekagumannya pada karya tersebut. Mengetahui hal itu, Arturo langsung menawarkannya kepada Sukarno sebagai kenang-kenangan atas kunjungannya.
Karya lain yang dipamerkan adalah lukisan Berburu Banteng karya Raden Saleh Syarif Bustaman. Karya ini merupakan contoh diplomasi budaya antara Indonesia dengan Belanda karena dibuat sebagai kenang-kenangan untuk Raja Willem III sebelum Raden Saleh kembali ke tanah air pada 1851.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, karya Raden Saleh lainnya yang berjudul Perkelahian dengan Singa juga turut dipamerkan. Lukisan tersebut merupakan hadiah dari Ratu Belanda Juliana saat Presiden Soeharto berkunjung ke Belanda pada tahun 1970.
Persahabatan antarbangsa juga tersirat dalam koleksi kristal Asian Artist in Crystal yang dibuat pada pertengahan 1950-an oleh perusahaan kaca Steuben. Dari 36 kristal dalam seri tersebut, terdapat tiga karya perupa Indonesia yaitu 'Bima dan Ular' karya Basoeki Abdullah, 'Tarian Pura' karya Agus Djaya, dan 'Ngaben' karya Made Djata.
Ketiganya diserahkan oleh Dubes Amerika untuk RRI Howard Jones kepada Sukarno di Istana Cipanas pada 1 Agustus 1959. Saat itu, Sukarno tengah memperkenalkan kabinetnya kepada korps diplomatik.
Selain karya-karya tersebut, turut dipamerkan patung Pemanah yang dipesan Sukarno di sebuah studio di Hungaria pada 1960 dan 1961 yang merupakan lambang kesatria bangsa Timur dan Selatan. Salah satu edisi prototipe patung Pejuang Soviet yang dihadiahkan oleh Angkatan Bersenjata Uni Soviet juga ikut dipamerkan.
ADVERTISEMENT