Ganjar Akan Pesan Mobil Esemka yang Didesain untuk Angkut Sampah

12 Oktober 2019 20:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat meninjau dan membeli sebuah hasil kerajinan dari plastik bekas. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat meninjau dan membeli sebuah hasil kerajinan dari plastik bekas. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
ADVERTISEMENT
Kongres Sampah yang diinisiasi kali pertama oleh Provinsi Jawa Tengah, memunculkan sejumlah rekomendasi. Salah satunya terkait moda pengangkutan pemilahan sampah organik dan non-organik.
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, salah satu rekomendasi yang diterimanya adalah agar ada mobil pengangkut sampah yang khusus membawa sampah organik dan non-organik.
"Tadi di sidang Komisi I (DPRD Jateng) mengeluarkan rekomendasi agar ada alat angkut yang bisa memilahkan sampah basah dan kering. Karena jika masyarakat sudah melakukan pemilahan, sementara ketika di alat angkut dicampur lagi (sampahnya), ya, percuma," katanya di lokasi Kongres Sampah, Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Sabtu (12/10).
Atas gagasan itu, Ganjar langsung terpikir kerja sama dengan PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) dan hendak memesan mobil pengangkut pemilah sampah.
Tes mobil Esemka di Pabrik Mobil Esemka, Sambi, Boyolali, Jawa Tengah. Foto: Dok. Setpres-Kris
"Kemarin Pak Jokowi meresmikan mobil Esemka. Esemka katanya mobil murah, coba saya buatkan yang desain untuk alat angkut sampah. Mana. Produk dalam negeri," katanya.
ADVERTISEMENT
Apabila fasilitas dan infrastruktur ini sudah terpenuhi, Ganjar optimistis bukan hanya di Jawa Tengah saja namun persoalan pemilahan sampah di Indonesia akan bisa diatasi.
Di sisi lain, seiring dengan pemenuhan fasilitas dari pemerintah Ganjar juga meminta kepada masyarakat agar mulai sadar dengan memilah sampah mulai dari rumah.
"Bagaimana ini kita generalisasi agar kita punya sikap yang sama terhadap sampah. Dari perilaku berhati-hati memilah sampah dari rumah, sampai hilir," katanya.
Dalam kesempatan itu pula, Ganjar menegaskan tidak ragu untuk membuat kebijakan berdasarkan sidang komisi dalam Kongres Sampah tersebut.
"Siapa tahu nanti ada rekomendasi seluruh pemerintah daerah sampai desa mesti mengikuti aturan ini. Kita buat. Kalau ini sudah selesai kita urutkan, mana regulasi sampai politik anggarannya," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Kalau pun ada daerah atau bahkan desa yang telah menerapkan hal tersebut secara baik, dia tidak segan bakal meniru.
"Jika ada contoh dari masyarakat desa yang bisa memilah sampah. Nantinya bisa dijadikan acuan untuk mengeluarkan Pergub, Perda atau Perdes," katanya.
Ragam Inovasi di Kongres Sampah
Pada Kongres Sampah kali ini banyak inovasi pengolahan sampah yang dipamerkan. Salah satunya adalah pengolahan sampah popok bayi menjadi pupuk.
Kemudian ada juga tim dari Tani Hutan Agni Mandiri Dinas Kehutanan III Jateng yang memamerkan bahan bakar dari sampah plastik, kotoran sapi hingga eceng gondok.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat dalam acara Kongres Sampah di Kesongo, Tuntang, Kabupaten Semarang. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengapresiasi seluruh karya yang dipresentasikan dalam Kongres Sampah ini. Ganjar bahkan kagum dan membeli beberapa hasil karya anak bangsa tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurut Ganjar, segala bentuk olahan dan pemanfaatan sampah sangat memberi manfaat, bukan hanya ekonomis tapi juga untuk lingkungan.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat dalam acara Kongres Sampah di Kesongo, Tuntang, Kabupaten Semarang. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
"Ini karya anak bangsa yang luar biasa. Karena bisa mengurangi sekaligus memanfaatkan. Bukan hanya ekonomis tapi juga manfaat untuk lingkungan," kata Ganjar memamerkan tas tangan atau pouch yang dibuat dari kombinasi plastik bekas dan kulit.
Untuk enceng gondok, Ganjar juga terkejut lantaran banyak sekali hasil olahan dari tanaman tersebut. Selain sandal ada juga topi, piring, keranjang, kursi lantai bahkan bisa dijadikan panganan ringan.
Kongres Sampah ini, kata Ganjar, diharapkan bisa menghasilkan solusi menyelesaikan persoalan agar kehidupan lebih baik untuk menyambut pembangunan berkelanjutan.
"Lingkungan terjaga, sampah terkelola. Dan bisa mempertanggung jawabkan sampah kita pada kehidupan," kata Ganjar.
ADVERTISEMENT