Ganjar Pranowo Ingin Adopsi Kurikulum Vokasi Jerman ke SMKN Jateng

21 Agustus 2019 15:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat ditemui di kantornya (tengah). Foto: Afiati Tsalitsati/Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat ditemui di kantornya (tengah). Foto: Afiati Tsalitsati/Kumparan
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku sedang menjajaki kerja sama dengan Pemerintah Jerman dalam bidang pendidikan. Ia tertarik mengadopsi kurikulum sekolah vokasi dari Jerman untuk diterapkan di SMKN Jateng.
ADVERTISEMENT
"Di Jerman itu, anak mendaftar di perusahaan. Baru perusahaan menyeleksi dan menerima anak tersebut kemudian disekolahkan di sekolah vokasi. Jadi, dari lima hari mereka belajar, tiga hari di perusahaan, dua hari di sekolah. Jadi, lulusannya benar-benar expert di bidangnya," ungkap Ganjar Pranowo ditemui di kantornya, Rabu (21/8).
Nantinya, kata Ganjar Pranowo, kurikulum Jerman itu akan diuji coba di tiga SMKN Jateng. Sekolah tersebut berada di Semarang, Pati dan Purbalingga.
"Ini wujud nyata kami menyesuaikan program dari pusat yakni pengembangan sumber daya manusia (SDM). Kalau Pak Jokowi bicara SDM unggul, inilah wujud realisasi program itu," tegasnya.
Sejumlah produk unggulan hasil kreativitas para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ditampilkan di Gebyar SMK 2019, Jakarta Utara, Rabu (23/1). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Di sisi lain, Pemprov Jateng sedang mematangkan rencana penambahan SMKN Jateng tahun 2020. Sebanyak 15 SMKN akan ditambah di daerah-daerah zona merah atau daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi.
ADVERTISEMENT
"Kami masih memiliki sekitar 14 kabupaten yang masuk zona merah itu, nah nanti akan kami prioritaskan agar mereka punya akses. Minimal di semua eks karesidenan," ujarnya.
Keberadaan SMKN Jateng, kata Ganjar, diharapkan dapat menampung siswa-siswa miskin yang memang tidak mampu secara ekonomi.
"Sehingga anak-anak ini setelah tiga tahun belajar bisa melompat, langsung bisa bekerja, memperbaiki kehidupan mereka dan kemiskinan bisa dibereskan," kata Ganjar.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng Jumeri menambahkan, pembangunan 15 SMKN Jateng tersebut akan dilaksanakan secara bertahap. Untuk sementara, anggaran yang tersedia akan digunakan untuk pembangunan asrama.
"Sementara masih memanfaatkan sekolah yang sudah ada, lalu secara bertahap nantinya SMKN tersebut akan dibuat seperti SMKN Jateng yang ada di Semarang, Pati dan Purbalingga itu," jelas Jumeri di Semarang.
ADVERTISEMENT
Pembangunan asrama, menurutnya, akan dimulai tahun 2020. Apabila sesuai dengan target, maka pada tahun 2021 sekolah tersebut dapat memulai pembelajaran.
"Baru nanti ke depan akan dilakukan penataan dan persiapan-persiapan lain agar baik metode, kurikulum dan lainnya sama dengan SMKN Jateng yang sudah ada," ujarnya.