news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Gedung Pemprov DKI hingga Istana Negara Ikut Dicek Pengelolaan Airnya

12 Maret 2018 15:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anies di Hotel Sari Pan Pacific (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anies di Hotel Sari Pan Pacific (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah membentuk Tim Pengawasan Terpadu untuk melakukan pemeriksaan pengelolaan air di gedung-gedung. Ia menegaskan pengecekan tidak hanya dilakukan di gedung milik swasta, namun juga termasuk fasilitas gedung milik Pemprov DKI.
ADVERTISEMENT
"Tadi ditanya apakah termasuk gedung milik pemerintah, jawabannya iya. Termasuk gedung pemerintah dan Pemprov DKI Jakarta," ujar Anies seusai sidak di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, Senin (12/3).
Anies akan meminta salah satu tim untuk turut memeriksa fasilitas milik Pemprov DKI, termasuk Balai Kota. Ia juga menyebut Istana Negara termasuk dalam rencana gedung yang akan diperiksa fasilitas pengelolaan air limbah, air tanah dan sumur resapannya.
"Istana kita akan sampaikan. Tapi fase ini kan tahapannya Sudirman-MH Thamrin dulu. Semua yang ada di Jakarta akan diperiksa. Semuanya (gedung) di Jakarta apapun," ujarnya.
Anies mengimbau agar pemilik dan pengelola gedung sama-sama memperhatikan kondisi fasilitas pengelolaan air di gedungnya masing-masing. Lebih lanjut, Anies belum bisa merinci sanksi apa yang akan diberikan apabila gedung yang melanggar belum memberikan perubahan.
Anies Sidak Pengelolaan Air Hotel Sari Pan Pacific (Foto: Nabila Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anies Sidak Pengelolaan Air Hotel Sari Pan Pacific (Foto: Nabila Fatiara/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sanksinya akan beragam, tergantung pelanggaran yang diperbuat menurut administratif atau perundangan. "Setelah selesai berita acara baru kita tahu jenis-jenis pelanggarannya, baru kita tahu sanksi-sanksinya," kata Anies.
Media Amerika New York Times pernah memberitakan sebanyak 40 persen wilayah DKI Jakarta sudah dibawah permukaan air laut. Penurunan permukaan tanah disebabkan beban bangunan yang berlebih, serta pengambilan air tanah yang tidak terkontrol.
Kebanyakan air-air yang dipakai tidak mengalir kembali ke dalam tanah, mengendap di gorong-gorong, dan menyebabkan banjir apabila hujan deras turun. Untuk itu, Anies meminta seluruh pihak untuk bersama memantau fasilitas pengelolaan air di gedungnya masing-masing.
"Target kita Jakarta jadi kota bersahabat pada lingkungan terutama pada aspek pengolahan air," pungkasnya.