news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Gempa Masih Guncang Lombok, Kini Sudah Terjadi 362 Gempa Susulan

9 Agustus 2018 14:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gempa Lombok Utara (Foto: dok. BMKG)
zoom-in-whitePerbesar
Gempa Lombok Utara (Foto: dok. BMKG)
ADVERTISEMENT
Lombok, NTB, kembali diguncang gempa. Kali ini gempa 6,2 magnitudo menggoyang Lombok pada pukul 12.25 WIB. Gempa susulan ini disebabkan oleh pergeseran sesar naik Flores.
ADVERTISEMENT
"Dengan memperhatikan lokasi episenter, kedalaman hiposenter, dan mekanisme sumbernya maka gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust)," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam keterangannya, Kamis (9/8).
Suasana pasien RSUD NTB keluar dari gedung, Kamis (9/8). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pasien RSUD NTB keluar dari gedung, Kamis (9/8). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Rahmat mengatakan, gempa ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault). Gempa ini masuk dalam kategori gempa susulan yang berkaitan dengan gempa 7 magnitudo di Lombok pada Minggu (5/8).
"Mengingat episenternya relatif sama dengan gempa bumi yang terjadi pada 5 Agustus 2018 lalu, maka BMKG menyatakan bahwa gempa bumi ini merupakan gempa bumi susulan (aftershock) dari rangkaian gempa bumi yang terjadi sebelumnya," jelas Rahmat.
Akibat gempa ini, sejumlah daerah mengalami kerusakan. Daerah itu adalah Lombok Utara III SIG-BMKG (VI MMI), Mataram II SIG-BMKG (V MMI), Klungkung, Denpasar, dan Lombok Tengah II SIG BMKG (III-IV MMI), Sumbawa dan Karangasem II SIG-BMKG (III MMI).
ADVERTISEMENT
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami," kata Rahmat.
Hingga pukul 13.05 WIB, sudah terjadi 362 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock), 18 gempa bumi di antaranya dapat dirasakan.
"Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," ucap Rahmat.