Gerindra Bantah Pidato Prabowo Tebar Pesimisme: Itu Realita

21 Maret 2018 11:20 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prabowo Subianto (Foto: AFP PHOTO / Adek Berry)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo Subianto (Foto: AFP PHOTO / Adek Berry)
ADVERTISEMENT
Pidato Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang diunggah dalam akun Facebook partainya menyita perhatian publik. Sebab, dalam pidato tersebut, Prabowo memprediksi Indonesia akan bubar di tahun 2030.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, Prabowo dituding hanya menebarkan pesimisme di masyarakat melalui pidato tersebut. Namun, Wasekjen DPP Gerindra Andre Rosiade membantah anggapan itu. Ia mengatakan pidato Prabowo itu adalah realita.
"Pak Prabowo bukan menyampaikan pesimisme, tapi realita. Untuk itu kita semua harus berubah dan berbenah diri melakukan introspeksi agar bangsa ini jauh lebih baik ke depan," ujar Andre kepada kumparan (kumparan.com), Rabu (21/3).
Ia menilai, saat ini bukan saatnya elite-elite politik membuai masyarakat dengan kata-kata indah. Padahal faktanya, negara sedang dalam kondisi yang mencemaskan, seperti korupsi yang merajalela, aset-aset negara dikuasai segelintir orang, ekonomi terpuruk, hingga kekayaan negara dibawa lari ke luar negeri.
"Jangan lagi kita memberikan 'permen' atau kata-kata yang indah saja kepada rakyat," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Andre menegaskan, apa yang disampaikan Prabowo dalam pidatonya itu adalah demi kebaikan bangsa dan negara.
"Bangsa ini baik penguasa maupun masyarakat harus berubah agar menjadi lebih baik, ini yang diingatkan Pak Prabowo untuk kebaikan bangsa, bukan hanya yang manis dan indah saja sekadar untuk jadi capres," pungkas Andre.
Berikut adalah pidato Prabowo:
Saudara-saudara! Kita masih upacara, kita masih menyanyikan lagu kebangsaan, kita masih pakai lambang-lambang negara, gambar-gambar pendiri bangsa masih ada di sini, tetapi di negara lain mereka sudah bikin kajian-kajian, di mana Republik Indonesia sudah dinyatakan tidak ada lagi tahun 2030.
Bung! Mereka ramalkan kita ini bubar, elit kita ini merasa bahwa 80 persen tanah seluruh negara dikuasai 1 persen rakyat kita, nggak apa-apa. Bahwa hampir seluruh aset dikuasai 1 persen, nggak apa-apa. Bahwa sebagian besar kekayaan kita diambil ke luar negeri tidak tinggal di Indonesia, tidak apa-apa. Ini yang merusak bangsa kita, saudara-saudara sekalian!
ADVERTISEMENT
Semakin pintar, semakin tinggi kedudukan, semakin curang! Semakin culas! Semakin maling! Tidak enak kita bicara, tapi sudah tidak ada waktu untuk kita pura-pura lagi.