Gerindra Belum Setor Nama Menteri ke Jokowi

12 Oktober 2019 16:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ahmad Riza Patria. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ahmad Riza Patria. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pertemuan Presiden Jokowi dengan Prabowo Subianto pada Jumat (11/10) menguatkan sinyal bergabungnya Gerindra ke koalisi pemerintah. Terlebih dalam pertemuan itu, Jokowi mengaku membahas kemungkinan Gerindra masuk ke kabinet.
ADVERTISEMENT
Meski Jokowi sedang mempertimbangkan, Gerindra mengatakan hingga saat ini belum menyetor nama ke eks Wali Kota Solo itu.
"Sejauh ini kami tidak menyodorkan nama (menteri). Tidak pernah meminta-minta posisi jabatan apa pun di pemerintahan. Karena bagi Pak Prabowo, bagi partai Gerindra, bagi kami yang penting adalah membangun partai ini memberikan sumbangsih kontribusi yang baik bagi bangsa dan negara," ujar Ketua DPP Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria, di D'consulate Resto, Jakarta, Sabtu (12/10).
Riza mengatakan urusan menteri merupakan hak prerogatif Jokowi. Sehingga Gerindra menyerahkan ke Jokowi keputusana masuk atau tidaknya kader Gerindra di kabinet.
Prabowo dan Jokowi bertemu di ruang Jepara, Istana Merdeka, Jakarta. Foto: Dok. Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden
"Kabinet itu merupakan hak prerogatif dari presiden dan wakil presiden terpilih,ya. Gerindra sudah disampaikan oleh Pak Prabowo sejak awal Partai Gerindra siap membantu pemerintahan bila diperlukan," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Jika pada akhirnya Gerindra tidak masuk dalam kabinet, kata Riza, partainya siap menjadi mitra kritis pemerintah. Terlebih selama 10 tahun Gerindra telah menjadi oposisi.
"Kami pernah 10 tahun berada di luar, di oposisi. Tapi kami memberikan masukan kontribusi koreksi yang konstruktif bagi kepentingan pemerintah dan bangsa negara," ucap Riza.
"Kami tidak sekadar di luar kemudian menggonggong menyalahkan pemerintah, tapi kami justru memberikan masukan-masukan dan koreksi dan konstruktif," tutupnya.