news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Gerindra: Di Semua Negara Isu SARA Lazim Digunakan

20 Agustus 2018 16:37 WIB
Ferry Juliantono di PBNU, Kamis (16/8/18). (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ferry Juliantono di PBNU, Kamis (16/8/18). (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry Juliantono mengatakan politik identitas wajar digunakan dalam politik menuju pemilihan umum. Menurutnya di sejumlah negara, politik identitas merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam memilih seorang pemimpin.
ADVERTISEMENT
"Isu agama, suku dan ras itu wajar di negara lain, itu SARA di semua negara lazim digunakan," kata Ferry dalam diskusi lanskap politik nasional pasca pengumuman capres-cawapres di Pakarti Center, Jalan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (20/8).
Ferry mencontohkan, Amerika merupakan salah satu negara yang sering menggunakan politik identitas.
"Penggunaan politik identitas negara yang paling relevan Amerika, bagaimana Donal Trump menggunakan isu imigran itu turunan dari suku, agama, dan antar golongan dan akhirnya membuat kebijakan kepala daerah," ujarnya.
Menurut Ferry, Indonesia memiliki identitas yang sangat berwarna. Untuk itu, ia berharap masyarakat Indonesia dapat melihat politik identitas seperti Amerika yang mampu menilai dari sudut yang bijaksana.
"Pilkada kita itu sangat kental warna politik identitasnya tapi tidak masalah karena masyarakat (Amerika) di sana juga melihat politik identitas dengan kacamata yang bijaksana," tutur Ferry.
ADVERTISEMENT
Lebih Lanjut, Ferry menurutkan politik identitas di Indonesia kembali mencuat pasca Mantan Gubernur DKI Basuki Tjahja Purnama menjadi tersangka kasus penistaan agama saat menjadi seorang gubernur.
"Puncaknya adalah Basuki sebagai kepala daerah masuk ke ranah agama orang lain. Disitu isu primordial muncul dan jadi protes dan demontrasi. Menurut saya tema identitas di situ yang kembali muncul," tutup politikus Gerindra ini.