Gerindra: Jika Ada yang Tolak Pencalonan Prabowo Akan Diberi Sanksi

16 April 2018 15:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fadli Zon (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Fadli Zon (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto telah menyatakan kesediaannya untuk maju sebagai capres pada Pilpres 2019. Namun, interrnal Gerindra belum sepenuhnya satu suara soal pencalonan Prabowo.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, sesuai dengan AD/ART dan manifesto perjuangan partai, Gerindra sudah bulat mengusung Prabowo sebahai capres. Hal itu diputuskan melalui forum rakornas dan rapimnas di Padepokan Garudayaksa, Hambalang beberapa waktu lalu.
“Itu menjadi hasil rapimnas. Karena sebelum itu dilanjutkan, disepakati dulu bahwa forum itu menjadi rapimnas, bukan hanya rapat koordinasi. Jadi sudah selesai suara di Gerindra bulat 100 persen. Tidak ada yang tidak bulat,” kata Fadli di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (16/4).
Sehingga, Fadli menyebut, jika ada kader Gerindra yang berbeda pendapat terkait pencapresan Prabowo, maka dia bisa mendapatkan sanksi.
“Kalau ada yang berbeda pendapat tentang pencalonan Pak Prabowo saya kira pada saatnya akan mendapatkan sanksi. Dan itu tidak ada sampai saat ini,” ungkap Wakil Ketua DPR itu.
ADVERTISEMENT
Fadli menegaskan, tidak akan mungkin Gerindra menganti Prabowo dengan capres lain. Bahkan, menurutnya, hanya Prabowo sosok kompetitor terkuat Jokowi.
“Sejauh ini enggak ada tuh ciri-ciri atau gejala-gejala ke arah sana (usung capres lain). Saya kira secara rasional saja di antara yang ada itu yang tertinggi cuma Pak Jokowi dan Prabowo,” ujarnya.
Prabowo Subianto di Rakornas Gerindra (Foto: Dok. Gerindra)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo Subianto di Rakornas Gerindra (Foto: Dok. Gerindra)
Dia melanjutkan, keputusan Prabowo sebagai capres sudah final dan tidak bisa diganggu gugat. Menurutnya, orang-orang yang berpendapat beda terkait pencalonan Prabowo memiliki agenda tersendiri.
“Jadi kalau ada orang-orang yang masih berusaha melakukan tafsir atau interpretasi, saya kira itu orang-orang yang punya agenda setting berbeda aja,” pungkas Fadli.
Menurut Fadli, apa yang terjadi pada Pilkada DKI tidak akan terulang di pilpres. Ketika itu, Gerindra dan PKS awalnya mengusung Mardani Ali Sera dengan Sandiaga Uno. Akan tetapi, di menit-menit akhir keputusan berubah menjadi Anies Baswedan berpasangan dengan Sandi.
ADVERTISEMENT
Menurut Fadli, hal itu tidak akan terjadi. Dan Prabowo tidak akan memberikan mandat sebagai capres ke orang lain.
“Kalau Pak Prabowo sebagai capres itu sudah final. Jangan diolah-olah Pak Prabowo masih akan menentukan. Enggak ada itu enggak ada interpretasi lain. Tapi dari Gerindra sudah itu. Dan pilpres kan beda dengan pilkada. Kalau pilkada kan melalui di AD/ART kita kan juga berbeda antara pilkada dan pilpres,” tutup Fadli.