Gerindra: Pidato Jokowi ke Relawan Sekelas Timses, Bukan Kepala Negara

6 Agustus 2018 14:26 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ahmad Muzani, Sekjen Gerindra. (Foto: Ferio Pristiawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ahmad Muzani, Sekjen Gerindra. (Foto: Ferio Pristiawan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menyayangkan pidato Presiden Jokowi dalam rapat umum relawan pada Sabtu (4/8) kemarin. Saat itu, Jokowi dianggap sebagian pihak yang memicu perpecahan dengan meminta relawannya berani ketika diajak berkelahi oleh kubu lawan.
ADVERTISEMENT
“Kami sangat menyayangkan pernyataan Presiden Joko Widodo. Beliau adalah presiden, pemimpin pemerintahan, pemimpin kepala negara Republik Indonesia, kepala negara dari banyak suku, dari banyak etnis, agama dan banyak pulau dan banyak latar belakang. Tentu saja perbedaan itu ada,” kata Muzani di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/8).
Menurut dia, pernyataan Jokowi tersebut sama sekali tidak merepresentasikan seorang pemimpin negara. Seharusnya, sebagai presiden, Jokowi memberikan pernyataan yang menyejukkan dan meneduhkan di tengah situasi politik yang sedang memanas.
Bahkan, Muzani menilai pernyataan Jokowi tersebut menunjukkan kelas sebagai seorang tim sukses, bukan kepala negara atau pemerintahan.
“Karena itu bukan ajakan dari pemimpin kepala negara yang mempersatukan, yang menyejukkan dalam suasana tahun politik ini. Dan menurut saya pernyataan itu pernyataan sebagai seorang timses, bukan sebagai kepala negara,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu,Wakil Ketua MPR itu mengimbau kepada masyarakat tidak terprovokasi dan tetap tenang serta dapat menghargai setiap perbedaan pilihan politik terutama terkait pemilihan presiden yang sebentar lagi akan dilaksanakan.
Presiden Joko Widodo (tengah) berikan keterangan pers terkait gempa Lombok berkekuatan 7 Magnitudo seusai meninjau latihan pelatnas Pencak Silat di TMII, Jakarta, Senin (6/8). (Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo (tengah) berikan keterangan pers terkait gempa Lombok berkekuatan 7 Magnitudo seusai meninjau latihan pelatnas Pencak Silat di TMII, Jakarta, Senin (6/8). (Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Ia juga berharap, masyarakat tidak mengikuti dan meladeni pernyataan Jokowi yang bisa memicu pertikaian sesama anak bangsa.
“Karena itu kami mengimbau untuk seluruh bangsa Indonesia untuk tenang. Bahwa kita ada perbedaan pemilihan presiden dan wapres iya, kita ada perbedaan partai politik jelas, kita ada perbedaan agama tentu saja. Tapi jangan kemudian perbedaan itu kemudian menyebabkan kita berantem," ucap dia.
"Kami enggak akan ngeladenin kayak begitu, karena akan membuat kerusakan yang lebih parah bagi bangsa Indonesia,” tutup Muzani.
Pidato sambutan Presiden Jokowi dalam rapat umum relawan Jokowi di Sentul, Bogor (Foto: Ricad Saka/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pidato sambutan Presiden Jokowi dalam rapat umum relawan Jokowi di Sentul, Bogor (Foto: Ricad Saka/kumparan)
Sebelumnya, pidato Jokowi yang dinilai memicu polemik itu disampaikan di depan ribuan relawannya di SICC Bogor, Sabtu (5/8). Dalam kesempatan itu, Jokowi meminta agar para relawannya bisa berkampanye dengan damai, namun harus berani jika ada yang mengajak kelahi.
ADVERTISEMENT
"Lakukan kampanye yang simpatik. Tunjukkan diri kita relawan yang bersahabat dengan semua golongan. Jangan bangun permusuhan, jangan membangun ujaran kebencian, jangan membangun fitnah-fitnah, tidak usah suka mencela, tidak usah suka menjelekkan orang. Tapi kalau diajak berantem juga berani," kata Jokowi.