Gerindra: Prabowo Merasa Terkepung, Pilpres Kali Ini yang Terberat

10 Oktober 2018 17:15 WIB
Prabowo Subianto memberikan keterangan pers mengenai penganiayaan Ratna Sarumpaet di Kertanegara, Jakarta. (Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo Subianto memberikan keterangan pers mengenai penganiayaan Ratna Sarumpaet di Kertanegara, Jakarta. (Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta)
ADVERTISEMENT
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menuturkan, Pilpres 2019 adalah ajang terberat bagi Prabowo Subianto. Pasalnya, baru kali ini Prabowo menjadi capres dengan melawan calon incumbent dan hampir semua kepala daerah mendeklarasikan dukungan bagi sang lawan, Joko Widodo.
ADVERTISEMENT
Prabowo pernah menjadi cawapres pada Pilpres 2009 berpasangan dengan Megawati Soekarnoputri. Saat itu, ia melawan calon petahana, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang saat itu berpasangan dengan Boediono.
“Dari tiga kali maju Pak Prabowo sebagai presiden, yang kebetulan saya tetap jadi sekjen partai yang mengusung beliau, kami merasakan terus terang ini adalah bobot terberat beliau menjadi calon presiden," kata Muzani di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (10/10).
Sekarang ini gubernur, bupati, wali kota seperti dikerahkan untuk memberikan deklarasi dukungan ke Jokowi-Ma’ruf. Muzani mengatakan, bahkan, bupati yang mereka usung tak berani menyatakan dukungan ke Prabowo-Sandi.
Muzani di Kertanegara (Foto: Reki Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Muzani di Kertanegara (Foto: Reki Febrian/kumparan)
"Kami merasakan bahwa dulu 2009 tidak ada pengerahan bupati, wali kota, gubernur semasif seperti sekarang ini,” lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Muzani mengaku, beberapa lembaga survei juga tidak bersedia digunakan oleh Prabowo. Termasuk, mayoritas media juga lebih mendukung Prabowo.
“Kami merasakan juga di lembaga survei, beberapa lembaga survei yang kita galang itu juga rata-rata mereka menyatakan keberatan dengan alasan satu dan lain hal," jelas Wakil Ketua MPR ini.
"Tidak ada pemberitaan yang berimbang, untuk berimbang pun berat,” tutur dia.
Prabowo-Sandi di pengundian dan penetapan nomor urut pasangan calon presiden dan wakil presiden pemilihan umum tahun 2019 di KPU. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo-Sandi di pengundian dan penetapan nomor urut pasangan calon presiden dan wakil presiden pemilihan umum tahun 2019 di KPU. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
Tak hanya lembaga survei dan media, para pengusaha pun seperti takut-takut mendukung Prabowo-Sandi. Mereka khawatir bisnisnya akan diganggung jika tak mendukung Jokowi.
“Jadi kami merasa bahwa Prabowo saat ini dikepung, Prabowo tidak boleh dalam suasana survei yang unggul, tidak boleh dalam suasana yang dimungkinkan bisa menang,” terang Muzani.
ADVERTISEMENT
"Pemberitaan Prabowo tidak boleh positif, rakyat yang mendukungnya harus dalam suasan kaya gini dan seterusnya-terusnya," tutup dia.