news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Gerindra: Prabowo Pasti Akan Bertemu Jokowi Tapi Belum Tahu Kapan

9 Juli 2019 14:40 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Joko Widodo dan Prabowo Subianto di Hambalang. Foto: Dok. Biro Setpres
zoom-in-whitePerbesar
Joko Widodo dan Prabowo Subianto di Hambalang. Foto: Dok. Biro Setpres
ADVERTISEMENT
Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani, memastikan Prabowo Subianto dan Presiden terpilih Jokowi akan bertemu sebagai upaya rekonsiliasi pascapilpres. Namun, Muzani belum bisa memastikan kapan pertemuan itu terjadi.
ADVERTISEMENT
Ia pun kembali mengingat upaya rekonsiliasi yang dibangun antara Jokowi dan Prabowo pada 2014 silam.
"Pertemuan Pak Prabowo dan Pak Jokowi pada saatnya pasti akan terjadi dan itu terjadi di tahun 2014. Satu minggu kalau enggak salah. Waktu itu saya ingat 17 Oktober pertemuan itu terjadi. Tiga hari sebelum Pak Jokowi dilantik," kata Muzani di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (9/7).
"Pak Jokowi menemui Pak Prabowo dan saya pun memprediksi pertemuan ini akan terjadi tapi kapannya itu yang saya belum bisa pastikan, karena kesibukan keduanya," imbuhnya.
Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani di Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat (7/9/18). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Terkait upaya rekonsiliasi, Muzani menganggap masyarakat sudah mulai melupakan istilah 01 dan 02. Dia meyakini perbedaan pilihan politik di tengah masyarakat semakin hari akan memudar dan masyarakat kembali bersatu.
ADVERTISEMENT
"Sebagai sebuah bangsa yang saling bersaudara dan saling memiliki kepentingan harmoni satu sama lain, saya kira dengan atau tanpa (rekonsiliasi) itu pun masyarakat sudah saling mulai merasakan adanya keperluan untuk saling menghargai satu sama lain. Sehingga saya kira harmonisasi di antara masyarakat sudah mulai terjadi bahkan di tingkat manapun," jelas Muzani.
Namun, Muzani sependapat bahwa rekonsiliasi tak akan terjadi apabila masih ada pihak yang merasa terzalimi akibat Pilpres 2019. Sebab, kata dia, banyak pihak atau pendukung dan simpatisan 02 yang nyatanya masih mendekam di balik jeruji akibat perbuatan yang belum tentu dilakukannya.
"Rekonsiliasi tidak mungkin terjadi kalau kemudian suasana dan pikiran itu juga terjadi. Suasana itu harus diredakan, harus dikendurkan sehingga islah itu menjadi sesuatu yang kuat. Rekonsiliasi itu bukan sekadar lip service, bukan sekadar dagangan politik, bukan sekadar bualan," tutupnya.
ADVERTISEMENT