Gerindra: Rekonsiliasi Jokowi-Prabowo Perlu, Asal Jangan Ada Dusta

12 Juli 2019 16:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diskusi 'Rekonsiliasi Indonesia Kerja Menuju Adil dan Makmur' oleh Kopi Politik Syndicate, di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (12/7). Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi 'Rekonsiliasi Indonesia Kerja Menuju Adil dan Makmur' oleh Kopi Politik Syndicate, di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (12/7). Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
ADVERTISEMENT
Upaya rekonsiliasi antara Jokowi dan Prabowo terus berlangsung. Berbagai pendekatan terus dilakukan oleh oleh kedua kubu. Namun hingga saat ini rekonsiliasi tersebut belum juga tercapai.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Puyono menyebut rekonsiliasi harus dilakukan. Arief menyebut, internal Partai Gerindra terus mendorong terjadinya rekonsiliasi.
"Rekonsiliasi bisa jadi bagus kalau Indonesia itu bekerja untuk adil makmur masyarakat. Untuk membentuk masyarakat yang mencapai adil dan makmur," kata Arief di diskusi Kopi Politik Syndicate bertema 'Rekonsiliasi Indonesia Kerja Menuju Adil dan Makmur' di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (12/7).
Namun, lanjut Arief, rekonsiliasi bisa dilakukan dengan beberapa catatan. Salah satunya adalah rekonsiliasi tanpa ada dusta. Arief tidak menjelaskan lebih lanjut dusta yang dimaksud.
Ia juga menegaskan rekonsiliasi diperlukan untuk memperbaiki kondisi sosial masyarakat di barisan akar rumput yang kini tengah terpolarisasi.
"Rekonsiliasi ini sangat diperlukan, tetapi ada beberapa catatan dalam rekonsiliasi ini harus benar-benar dari lahir dan batin, asal jangan ada dusta di antara kita karena persatuan dari grup yang sekarang sedang terbelah," ungkapnya.
Waketum Gerindra Arief Poyuono di KPU Foto: Rafiq/kumparan
"Pak Jokowi ini mengerti benar dengan situasi politik kita dan kondisi sosial di masyarakat. Dia juga mengerti kalau punya program sebagus apapun, kalau masyarakat terbelah, efek sosialnya akan (kebijakan) terganggu," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Arief juga menyampaikan bahwa apabila rekonsiliasi terjadi, dua nama kubu antara 01 dan 02 bisa digabungkan. Hal ini penting, karena urusan Pilpres sudah selesai, dan sudah saatnya kedua kubu untuk bersatu.
"Ini tujuan kita semua dalam berbangsa dan bernegara. Saat ini Pilpres dan Pileg sudah berakhir dan koalisi adil makmur juga sudah dibubarkan. Jadi kata-kata ini bisa jadi kata-kata bersama," kata Arief.
"Penyatuan dua diksi yang keren, Indonesia kerja menuju Indonesia adil dan makmur," pungkas Arief.