Gerindra Sebut Laba Lahan Prabowo untuk Biayai Jokowi di Pilgub DKI

20 Februari 2019 12:00 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Waketum Gerindra Edhy Prabowo di Kertanegara saat menjawab pertanyaan wartawan (9/8). Foto: Reki Febrian/kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Waketum Gerindra Edhy Prabowo di Kertanegara saat menjawab pertanyaan wartawan (9/8). Foto: Reki Febrian/kumparan.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo menyangkan sikap capres nomor urut 01 Joko Widodo yang menyerang pribadi Prabowo Subianto dengan menyinggung lahan Hak Guna Usaha (HGU) di Aceh Tengah dan Kalimantan Timur.
ADVERTISEMENT
“Kami sangat menyayangkan dalam perdebatan kemarin Pak Jokowi menyerang sisi pribadi Pak Prabowo tentang kepemilikan lahan di Kalimantan Timur dan Aceh Tengah. Padahal, KPU melarang bila perdebatan menyerempet sisi pribadi,” kata Edhy dalam keterangnya tertulisnya kepada wartawan, Rabu (20/2).
Sebagaimana penjelasan yang disampaikan Prabowo, lahan tersebut adalah lahan HGU milik negara yang dapat diambil kapan saja bila negara meminta. Menurutnya, Prabowo rela pasang badan mengelola lahan dengan segala keterbatasan, sebab kata Edhy, Prabowo tak ingin lahan luas tersebut dikelola oleh pihak asing.
“Wakil Presiden Bapak Jusuf Kalla, sangat mengerti sejarah pengorbanan Pak Prabowo ini. Dari usaha kelola lahan tersebut, banyak warga yang dipekerjakan, banyak anak-anak yang disekolahkan, banyak kontribusi untuk lingkungan sekitar,” ujar anggota DPR ini.
Joko Widodo dan Prabowo Subianto berpelukan usai debat capres putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan.
Bahkan, Edhy mengaku, pendapatan Prabowo dari mengelola lahan ribuan hektare itu juga diperuntukkan untuk membiayai Jokowi pada Pilgub 2012 di DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, Jokowi yang maju bersama Ahok pada Pilgub DKI Jakarta 2012 saat itu didukung oleh PDIP dan Gerindra.
Menurut Edhy, ini bukan kali pertama Jokowi berbicara menyimpang dari konteks dan lebih menyerang sisi personal. Pada debat perdana, Jokowi yang seharusnya menyampaikan capaian atau gagasan tentang masalah hukum dan HAM, juga malah menyerang Pak Prabowo dengan Partai Gerindra.
“Kami sangat menyesalkan dan menyayangkan apa yang dilakukan Pak Jokowi. Beliau seperti lupa dengan sejarah bahwa Pak Prabowo dan Partai Gerindra adalah bagian yang pernah membesarkan namanya hingga bisa besar seperti sekarang ini. Kami tak menyangka Pak Jokowi bisa sampai hati menyerang sisi pribadi,” ucap Ketua Fraksi Partai Gerindra itu.
ADVERTISEMENT
Data-data Keliru
Selain itu, ia juga menyayangkan selama debat kemarin karena Jokowi menyampaikan data-data yang keliru. Padahal, Jokowi memiliki instrumen lengkap untuk mengakses dan menyampaikan data internal pemerintah. Aneh rasanya bila seorang kepala pemerintah memaparkan data-data yang tidak sahih dan bertabrakan dengan fakta sebenarnya.
“Soal konflik agraria Pak Jokowi bilang hampir tidak ada. Padahal kita bisa lihat fakta sebenarnya. Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) merilis, sebanyak 41 orang tewas dan 546 orang dianiaya, 51 orang tertembak dan 940 petani dan aktivis dikriminalisasi,” papar Edhy.
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan pendapatnya saat debat capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
“Soal impor jagung, Pak Jokowi bilang tahun 2018 hanya impor 180 ribu ton. Padahal aslinya menyentuh angka 730 ribu ton. Begitu juga soal kebakaran hutan yang diakui dapat diatasi padahal masih terus terjadi dan terbilang masih tinggi. Bahkan angka kebakaran hutan di tahun 2018 yakni sebesar 194.757 hektare, lebih besar ketimbang tahun sebelumnya sebesar 165.528 hektare. Klaim Pak Jokowi tidak benar,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Belum lagi kekacauan data soal jumlah produksi beras, jumlah produksi sawit, jumlah kilometer pembangunan jalan, hingga jumlah pembangunan infrastruktur internet berkapasitas 4G di seluruh Indonesia. Menurut Edhy, seluruh data yang disampaikan Jokowi itu tidak sesuai dengan kenyataan.
“Kinerja yang salah arah, penyampaian data yang salah dan diperparah dengan serangan pribadi kepada Pak Prabowo semakin menunjukkan bahwa Pak Jokowi tidak memiliki cukup unsur untuk menjadi seorang pemimpin. Pak Jokowi seperti kehabisan cara untuk menyampaikan gagasan, sehingga harus menyerang sisi pribadi Pak Prabowo,” tegasnya.
The Real Prabowo
Meski demikian, Edhy menambahkan, seluruh rakyat Indonesia bisa menilai dengan mata kepala sendiri tentang kedewasaan dan kebijaksanaan Prabowo. Beliau tidak menyerang balik saat pribadinya diserang Jokowi. Beliau juga tidak emosi, tetap tenang dan menghadapi dengan senyuman.
ADVERTISEMENT
“Itulah ‘The Real Prabowo ‘yang perlu diketahui bersama-sama. Beliau selalu tegar menghadapi serangan dan tidak pernah ingin balik menyerang. Pak Prabowo seorang ksatria yang ingin memenangkan pertarungan tanpa merendahkan lawan,” tutupnya.