Gerindra Sebut Pertemuan PSI dengan Jokowi Bentuk Abuse of Power

3 Maret 2018 12:22 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Waketum Gerindra Ferry Juliantono (Foto: Ferio Pristiawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Waketum Gerindra Ferry Juliantono (Foto: Ferio Pristiawan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Partai Gerindra mengkritik keras pertemuan yang digelar antara Presiden Jokowi dengan sejumlah fungsionaris PSI di Istana beberapa waktu lalu. Pertemuan tersebut dianggap penyelewengan kekuasaan karena membahas Pilpres di ranah Istana Kepresidenan.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry Juliantono mengatakan, pertemuan antara Jokowi dengan PSI tersebut adalah abuse of power. Dia menyebut, Jokowi telah mengabaikan prinsip kenegarawanan akibat adanya pertemuan tersebut.
“Penyalahgunaan kekuasaan itu, abuse of power. Artinya bahwa masih Pak Jokowi sekarang memperlihatkan sikap yang kebelet, sehingga beliau mengabaikan beberapa prinsip yang seharusnya sebagai presiden tak dilakukan,” kata Ferry usai menghadiri acara diskusi di Warung Daun, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (3/3).
“Mengundang salah satu parpol dan membicarakan materi yang menurut saya absurd, kiat atau strategi pemenangan di 2019 itu aneh menurut saya,” imbuh Ferry.
Dia menuding, ada sebuah keistimewaan dari perlakuan Jokowi terhadap PSI. Sebab, Ferry mengaku telah mengetahui bahwa aktor di belakang PSI adalah Sunny Tanuwijaya, selaku orang dekat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
ADVERTISEMENT
“Setelah saya ketahui di balik PSI ada Pak Sunny, bisa jadi (ada hubungan dengan) Pak Ahok, memang partai ini sejak awal sudah memiliki keistimewaan di mata Jokowi. Karena orang yang berada di belakang parpol itu memiliki kedekatan hubungan dengan Pak Jokowi, karena ada Sunny,” tuturnya.
Dia menambahkan, masyarakat harus menyadari bahwa sikap presiden yang seperti itu harus dipertanyakan. Sebab, sikap Presiden Jokowi yang seperti itu menandakan bahwa pemikirannya sudah pada Pilpres, bukan lagi kesejahteraan masyarakat.
“Ini kesempatan masyarakat mempertanyakan penyalahgunaan kekuasaan presiden menggunakan Istana. Meskipun sepintas enggak apa-apa, tapi ini mempertontonkan wataknya Jokowi yang memang sudah enggak mikirin rakyat, mikirin 2019 aja sudah. Memang tukang ngibul, nipu sudah,” tutup Ferry.
ADVERTISEMENT