Gerindra Setuju Pilkada Dipilih DPRD: Ahok Sampai Keluar Partai

10 April 2018 18:09 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fadli Zon (Foto: Jafrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Fadli Zon (Foto: Jafrianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Wacana Pilkada dipilih melalui DPRD kembali mengemuka, setelah banyak calon kepala daerah ditangkap KPK dalam Pilkada Serentak 2018. Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon menjelaskan partainya sudah lebih dulu mengkaji wacana ini
ADVERTISEMENT
"Kami dulu melakukan kajian riset tentang hal ini secara mendalam. Jadi pemerintah ini jangan hanya membahas kulit-kulitnya, membahas sistem secara mendalam," kata Fadli di Gedung DPR, Senayan, Kompleks Parlemen, Selasa (10/4).
Dalam kajian itu, Fadli menyebut bahkan mantan kadernya yaitu Basuki Tjahja Purnama yang tidak setuju dengan kajian tersebut memilih untuk keluar dari Gerindra.
"Ini kan seperti bolak-balik kan soal pilkada ini, kami di Gerindra termasuk yang dari dulu sebetulnya mengharapkan pilkada dipilih oleh DPRD, " ujarnya.
"Dulu kan kalau enggak salah Ahok keluar dari Gerindra gara-gara soal itu, karena Gerindra kan berposisi mendukung pilkada yang dipilih oleh DPRD, terus dia keluar dan tidak setuju," lanjutnya.
Ahok berfoto bersama warga saat kunjungan. (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ahok berfoto bersama warga saat kunjungan. (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
Dia pun memastikan dengan sistem pemilihan secara tak langsung (via DPRD) bisa membuat pilkada jauh lebih efisien dan menghemat biaya politik. Namun, ia menyadari bahwa potensi korupsi juga tetap ada meski tidak dengan jumlah yang besar.
ADVERTISEMENT
"Jelas lebih efisien dan murah ya kan. Ada potensi korupsi ada juga, tapi kan lebih kecil," ujarnya.
Kendati demikian, sistem tersebut menurut mereka seharuanya dijalankan pada tahun 2019. Terlebih setelah adanya pergantian presiden yang baru.
"Saya katakan nanti sajalah kalau ada presiden baru dan kita ganti dengan kajian lebih dalam," pungkasnya.