Gerindra soal BIN Adang Aksi Ganti Presiden: Intel Melayu, Menggelikan

27 Agustus 2018 14:02 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Muzani di Kertanegara (Foto: Reki Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Muzani di Kertanegara (Foto: Reki Febrian/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Partai Gerindra turut mengkritik adanya pengadangan dan pelarangan gerakan #2019GantiPresiden di berbagai daerah. Kali ini, BIN terlibat langsung dalam proses pemulangan Neno Warisman di Riau, yang ingin menghadiri konser musik sekaligus deklarasi gerakan #2019GantiPresiden.
ADVERTISEMENT
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menganalogikan pelibatan BIN dalam pengadangan Neno di Riau sebagai intel melayu.
“Ya itu namanya intel melayu. Menurut saya kasus yang terjadi terhadap Mbak Neno itu kan sesuatu yang menggelikan karena peristiwa ini berulang. Di Batam terjadi, terus ini pulang, bolak balik aja kaya begini aja kan,” kata Muzani di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (27/8).
Menurut Muzani, kesadaran institusi Polri dan BIN untuk bersikap netral justru tidak tampak di negara demokrasi. Karena, kata dia, dalam negara demokrasi adalah hak setiap individu untuk menyuarakan aspirasinya masing-masing.
“Ada orang yang menginginkan Jokowi tetap dua periode, ada yang menginginkan Jokowi diganti, ya boleh-boleh saja. Ekspresi itu akan diwujudkan dalam banyak bentuk. Ada yang bentuknya lagu, ada yang bentuknya puisi. Tergantung kita mau ke mana arahnya. Memuji Jokowi boleh, mengkritik Pak Jokowi boleh, memuji Pak Prabowo boleh, mengkritik Pak Prabowo boleh, kan sama-sama kebebasan itu,” ujarnya.
Neno Warisman ,Ahmad Dhani, Aardani Ali Sera (Foto: kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Neno Warisman ,Ahmad Dhani, Aardani Ali Sera (Foto: kumparan)
ADVERTISEMENT
Muzani merasa heran atas pernyataan Polri yang menyebutkan bahwa gerakan #2019GantiPresiden berpotensi mengganggu keamanan. Sebab, harusnya Polri menjaga jalannyna demokrasi.
“Bagaimana ceritanya bisa menggangu keamanan? Tugas polisi kalau ada gangguan mengamankan itu dong,” tegas anggota Komisi I DPR itu.
Oleh karena itu, Muzani menilai Polri sudah jelas tidak netral. Termasuk BIN yang sudah melakukan intervensi melalui Kabinda. Padahal, Muzani mengatakan tugas Kabinda hanyalah memberi masukan, bukannya ikut bertindak.
Neno warisman diadang di Pekanbaru, Sabtu (25/8/18). (Foto: dok Neno Warisman)
zoom-in-whitePerbesar
Neno warisman diadang di Pekanbaru, Sabtu (25/8/18). (Foto: dok Neno Warisman)
“Kesan itu tidak bisa dihindari meskipun kita sudah mendengar penjelasan polisi begono begini, tapi kesan rakyat tidak bisa dihindari bahwa polisi berat sebelah,” ujar Muzani.
“Apalagi kemudian lebih geli lagi kalau di dalamnya terlibat BIN, Kabinda. Kabinda itu tugasnya kalau membaca UU BIN itu tugasnya memberi informasi, memperkirakan keadaan, tentang situasi yang akan terjadi. Bukan tampil ke depan,” tutup Muzani.
ADVERTISEMENT