Gerindra soal Diajak Koalisi PDIP di Pilpres 2024: Belanda Masih Jauh

9 Agustus 2019 6:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Megawati Soekarnoputri Ketua Umum DPP PDIP, saat konferensi pers Pengukuhan Ketum PDIP di Bali. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Megawati Soekarnoputri Ketua Umum DPP PDIP, saat konferensi pers Pengukuhan Ketum PDIP di Bali. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri menyinggung soal kemungkinan masuknya Gerindra ke koalisi Jokowi - Ma'ruf Amin dan peluang berkoalisi di Pilpres 2024. Hal ini disampaikan megawati dalam pidato politiknya saat Kongres V PDIP di Bali
ADVERTISEMENT
Megawati mengajak Ketum Gerindra Prabowo --yang turut hadir di Kongres PDIP-- untuk 'tempur' lagi di Pilpres 2024 nanti. Megawati juga mengatakan jika ada rencana masuk koalisi, maka Prabowo harus mendekatinya.
Presiden Joko Widodo (kiri) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat hadir pada pembukaan Kongres V PDIP di Sanur, Bali, Kamis (8/8). Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
Menanggapi hal tersebut, Wasekjen Gerindra Andre Rosiade mengatakan, peluang Gerindra dan PDIP berkoalisi di Pilpres 2024 masih jauh. Menurutnya, Prabowo hingga saat ini masih belum memutuskan sikap resmi dari Gerindra.
"Masih jauh ya. Alias belanda itu masih jauh. Sampai sekarang saja Pak Prabowo belum memutuskan sikap resmi Ferindra apakah di dalam atau di luar pemerintahan," jelas Andre saat dihubungi kumparan, Kamis (9/8) malam.
Juru Bicara BPN, Andre Rosiade Foto: Jodi Hermawan/kumparan
Andre memastikan apabila Gerindra menjadi oposisi, maka akan memberikan kritikan yang membangun bagi pemerintahan Jokowi - Ma'ruf.
ADVERTISEMENT
"Mau jadi oposisi atau pemerintah sekarang belum diputuskan. Mau jadi oposisi itu jadi oposisi yang konstruktif bukan yang menimbulkan rasa dendam," terangnya.

Masih Jalin Silaturahmi

Sementara itu, juru bicara Prabowo yang juga kader Gerindra, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, saat ini Prabowo dan Gerindra masih menjalin silaturahmi politik dengan PDIP dan koalisi Jokowi - Ma'ruf, termasuk memberikan masukan terkait pembangunan lima tahun mendatang.
"Pak Prabowo dan Gerindra (masih) dalam posisi membangun silaturahmi politik untuk memberikan masukan-masukan konstruktif yang bersifat kualitatif kepada pemerintah yang akan memerintah 5 tahun ke depan, baik melalui Bu Megawati maupun langsung kepada Pak Jokowi," kata Dahnil saat dihubungi kumparan, Kamis (8/8).
Dahnil Anzhar Simanjuntak. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Dahnil mengatakan, masukan-masukan tersebut seperti visi mengembalikan falsafah pembangunan ekonomi sesuai dengan Pasal 33 UUD 45.
ADVERTISEMENT
"Agar ekonomi kita bermartabat dan berdikari, agar kedaulatan pangan dan energi bisa segera hadir, agar keguyuban nasional minim dendam politik bisa terwujud," jelas Dahnil.
"Hal-hal kualitatif seperti itu, selalu disampaikan Pak Prabowo kepada Pak Jokowi dan Bu Megawati, yang jelas Pak Prabowo dan Gerindra ingin memastikan bisa ikut berkontribusi," lanjut Dahnil.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (kiri) bersama Presiden Joko Widodo, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden terpilih Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto di Kongres V PDIP di Bali. Foto: Dok. Setwapres
Terkait dengan rencana Gerindra dan Prabowo di 2024, Dahnil enggan menjelaskannya lebih lanjut. Tapi, kata Dahnil, sebagai partai politik, tentunya Gerindra akan ikut berpartisipasi dalam pemilu.
"2024 masih lama sekali, sebagai partai politik ya pastilah Gerindra akan bertarung dalam kontestasi pemilu,'' kata Dahni.