Gerindra soal Tak Dukung Capres dari Parpol Penista Agama: Itu Dakwah

3 Desember 2018 12:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani di Kertanegara (Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani di Kertanegara (Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menampik dugaan pelanggaran kampanye dalam Reuni 212 yang digelar di Monas, Minggu (2/12). Dalam aksi itu, pernyataan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Syihab, yang menyebut 'jangan memilih capres dari parpol pendukung penista agama', menuai polemik.
ADVERTISEMENT
“Saya kira tidak dimaksudkan kepada calon presiden tertentu, karena Habib Rizieq menyampaikan itu bagian dari tausiyahnya,” kata Muzani di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/12).
“Beliau sebagai seorang yang merasa sebagai juru dakwah untuk menyampaikan dakwah, agar keyakinan keimanannya bisa terjaga di negeri tercinta ini. Jadi saya kira itu bagian dari sesuatu yang umum, yang netral, yang tidak ditujukan kepada siapa pun,” imbuhnya.
Sehingga, menurut Muzani, pernyataan Rizieq tidak bisa dikategorikan sebagai pelanggaran kampanye. Sebab, kata dia, ucapan Rizieq juga bagian dari penegakan moral bangsa.
Habib Rizieq Syihab. (Foto: Dok. polri.go.id)
zoom-in-whitePerbesar
Habib Rizieq Syihab. (Foto: Dok. polri.go.id)
“Saya kira tidak, karena itu, ya, sama, misalnya jangan memlih calon pemimpin yang korupsi, kan itu sama saja. Karena itu bagian dari upaya penegakan moral sebagai seorang pemimpin dan pejabat publik,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Muzani juga menepis tudingan terkait aksi Reuni 212 yang digelar sebagai bagian dari kampanye terselubung. Dia mengatakan, aksi ini telah berlangsung sejak dua tahun silam, saat Aksi Bela Islam 212 dan 411 tahun 2016.
“Saya kira enggak (kampanye). Peristiwa itu kan sudah ada dua tahun sebelumnya. Itu tidak (kampanye terselubung). Reuni pun sudah terjadi tahun lalu. Pada peristiwa awalnya kan juga Pak Jokowi (Joko Widodo) datang. Pak Prabowo (Prabowo Subianto) kan pada peristiwa 212 malah enggak datang,” kata Muzani.
“Saya kira enggak ada (kampanye terselubung). Saya kira, ya enggaklah. Lebih prasangka buruk,” tuturnya.
Massa Reuni 212 memadati sekitar Patung Kuda, Jakarta Pusat, Minggu (2/12/2018). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Massa Reuni 212 memadati sekitar Patung Kuda, Jakarta Pusat, Minggu (2/12/2018). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
Dalam aksi itu, Rizieq Syihab menyampaikan ceramahnya melalui rekaman suara. Rizieq menyinggung beberapa hal, di antaranya pergantian presiden pada 2019 dan tidak memilih partai pendukung penista agama.
ADVERTISEMENT
"Gaungkan ke pelosok tanah air Indonesia. Oleh karena itu, karenanya, kami nyatakan tanpa sedikit pun keraguan pada detik ini, Reuni 212, bahwasanya di Pilpres, Pileg 2019, haram kita memilih capres dan caleg partai pendukung penista aagama. Haram kita memilih capres dana caleg diusung pendukung penista agama," ujar Rizieq dalam pidato di Reuni 212 yang disampaikan dari Makkah, Arab Saudi.
Sejauh ini, Bawaslu RI menilai tidak ada unsur kampanye di ajang reuni 212. Sementara, terkait pidato Rizieq, Bawaslu mengaku perlu mengkaji lebih lanjut.
"Dari hasil pengawasan dan pantauan saya melalui televisi, sama sekali tidak terdapat, tidak ditemukan unsur-unsur kampanye pada reuni 212," ucap komisioner Bawaslu Ratna Dewi Pettalolo kepada kumparan, Minggu (21/2).
ADVERTISEMENT
"Saya sudah mintakan mereka (Bawaslu DKI) juga, karena selama saya tonton tidak dengar itu. Saya minta laporan lapangan bagaimana peristiwanya. Kalau ada itu kami pelajari apakah (pidato Rizieq) kampanye atau bukan," pungkas Ratna.