Gerindra Tanggapi Politik Genderuwo: Jokowi Takut Kalah

9 November 2018 15:29 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua Umum Gerindra, Arief Poyuono (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua Umum Gerindra, Arief Poyuono (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono menanggapi pernyataan Jokowi soal politik genderuwo yangg diungkapkan saat pembagian sertifikat tanah di Tegal, Jawa Tengah, Jumat (9/11). Menurut Arief, justru sindiran politik genderuwo jadi strategi Jokowi membuat situasi seakan-akan mencekam.
ADVERTISEMENT
"Politik Genderuwo itu sebagai bentuk strategi Kangmas Joko Widodo untuk menciptakan suasana seakan-akan mencekam di masyarakat menjelang Pilpres 2019 yang disebabkan Kangmas Joko Widodo karena takut kalah kali," kata Arief kepada wartawan, Jumat (9/11).
Arief menilai jika ia tak menunjuk siapa yang memainkan politik genderuwo, maka Jokowilah yang sedang menakut-nakuti dengan menggunakan politik genderuwo.
"Kalau Kangmas Joko Widodo enggak langsung tunjuk nama politikus yang suka pake politik genderuwo, malah Kangmas Joko Widodo yang pakai politik genderuwo dong," ungkap Arief.
Sebab, berdasarkan safari politiknya keliling pulau Jawa, Arief tidak mendapati masyarakat yang ragu apalagi khawatir akan terjadi perpecahan menjelang pemilu 2019.
"Kan selalu ngomong ancaman perpecahanlah, tidak rukunlah kan pihaknya Kangmas Joko Widodo sendiri," sebutnya.
ADVERTISEMENT
"Masyarakat yang saya tahu gembira ria, bahagia kok, enggak banyak tertarik dengan urusan isu perpecahan, politik identitas atau ujaran-ujaran kebencian, masyarakat cuma mengeluhkan kalau di era Kangmas Joko Widodo sembako mahal, tarif listrik mahal, susah cari kerja," tegas Arief.
Sebelumnya, Jokowi menyebut, saat ini banyak politikus yang banyak mempengaruhi tapi tak beretika. Menurut Jokowi, para politikus ini tidak memiliki sopan santun politik yang baik.
Jokowi mengaku heran mengapa politikus tersebut justru membuat masyarakatnya takut. Bukan sebaliknya, memberikan ketenangan kepada masyarakat.
"Masak masyarakatnya sendiri dibuat ketakutan? Enggak benar kan? Itu sering saya sampaikan, itu namanya politik genderuwo, nakut-nakuti," ucap Jokowi di Tegal, Jawa Tengah, Jumat (9/11)