Gerindra Tantang Jokowi Pilih Menteri yang Profesional dan Jujur

12 Juli 2019 18:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Wacana komposisi menteri dalam kabinet pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin 2019-2024 tengah panas diperbincangkan. Sejumlah nama mencuat, menjadi kandidat kuat, yang diajukan atau muncul menempati kursi pembantu Presiden itu.
ADVERTISEMENT
Partai Gerindra, meski menjadi lawan politik dalam pemilu 2019 turut memberikan masukan kepada Jokowi dalam memilih menteri. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono, menyebut menteri tak selamanya harus dari unsur partai politik.
"Tidak perlu juga misalnya menteri itu harus kader parpol. Tapi menteri itu harus yang profesional, terus menguasai permasalahan di departemennya, terus jujur, bersih," kata Arief usai hadiri diskusi Kopi Politik Syndicate bertema 'rekonsiliasi Indonesia kerja menuju adil dan makmur' di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (12/7).
Alasan Arief menyebut kursi menteri tak harus dari parpol adalah karena banyak kasus korupsi yang menjerat mereka.
"Kan dari menteri-menteri Pak Jokowi sekarang ini yang paling banyak bersentuhan dengan korupsi itu kebanyakan menteri yang dari parpol. Jadi ini menjadi catatan harusnya bagi Pak Jokowi untuk bisa milih orang-orang yang lebih baik dari parpol," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Banyak yang ditangkap kan dari parpol yang tidak dari parpol jarang sekali kan," sambungnya.
Ia menyebut posisi posisi menteri haruslah ditempati oleh sosok yang berintegritas. Dan hal itu diawali dari Sumberdaya manusia yang baik yang bisa menjamin kebersihan di kementerian yang dipimpinnya.
"Jangan orang yang enggak ngerti apa-apa sama pak Jokowi karena dia anggota parpol ditaruh jadi menteri, ternyata hanya untuk jadi kas partai. Ini yang harus diubah. Artinya demokrasi itu jangan menghasilkan maling-maling atau rampok-rampok duit negara, tapi menghasilkan pimpinan pimpinan yang bersih dan pimpinan yang membangun negeri ini," pungkasnya.