GNPF-U: Jangan Angkat Cawapres Ulama Kalau Tidak Mau Pecah

16 September 2018 13:46 WIB
Ketum GNPF Ustaz Yusuf Muhammad Martak (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketum GNPF Ustaz Yusuf Muhammad Martak (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Paslon Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno rencananya akan meneken pakta integritas dalam Ijtima Ulama II. Pakta integritas ini akan mendandakan dukungan Ijtima Ulama II kepada paslon Prabowo-Sandi.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya dukungan Ijtima Ulama ke Prabowo-Sandi, sementara KH Ma'ruf Amin menjadi cawapres Jokowi, suara ulama diprediksi pecah di Pilpres 2018. Menanggapi potensi pecahnya suara di 2019, Ketua GNPF Ulama, Yusuf Muhammad Martak menilai harusnya kubu lawan tidak memilih wapres ulama.
"Mengenai cawapres ulama, memecah. Ya semestinya kalau tidak mau pecah, jangan angkat calon wapres yang ulama. Bukan berarti kalau ada orang ngangkat ulama, terus kita bubar dari ulama menjadi orang jalanan," ujar Yusuf Martak saat konferensi pers di Hotel Grand Cempaka, Senen, Jakarta Pusat, Minggu (16/9).
Menurut dia, setelah ada keputusan, maka ulama masing-masing bebas menentukan pilihannya. Namun, ia memprediksi suara ulama ke kubu Prabowo-Sandi akan lebih banyak.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Yusuf juga menjelaskan bagaimana Ijtima Ulama bisa menjadi kekuatan besar untuk menjamin kemenangan di 2019.
"Kita telah membuktikan di Pilkada DKI, bagaimana kinerja kita di luar mekanisme partai, di mana lawan di seberang dukungan partainya tidak tanggung-tanggung," katanya.
"Yang mendukung Bapak Anies Baswedan dan Bapak Sandiaga Salahuddin Uno hanya tiga partai. Jadi kita tetap menghadapi pertandingan, menghadapi kompetisi, kita harus punya keyakinan dan pertolongan," tutup dia.