Golkar Minta Jokowi Tak Ambil Cawapres dari Luar Parpol Pendukung
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Saya secara pribadi berpendapat alangkah baiknya apabila untuk pendamping Pak Jokowi diambil dari partai pendukung, bukan dari luar karena partai itu selama ini telah bekerjasama dengan beliau," ucap Ginandjar dalam keterangannya, Senin (2/7).
"Pak Airlangga adalah calon wapres yang siap pakai, memiliki konsep dan sudah beradaptasi dengan lingkungan pemerintahan dan tantangan-tantangannya," lanjutnya.
Menurutnya, dengan memilih pendamping dari parpol pendukung, pemerintahan Jokowi bisa lebih harmonis. Selain itu, menurutnya, Jokowi juga tinggal memilih kader parpol pendukung yang masuk dalam kriteria bersih, akseptabel, dan nyaman untuk membantunya memimpin jika terpilih kembali.
"Juga dapat membantu beliau dalam memimpin pemerintahan dengan aman dan sukses. Maka pengalaman dalam perpolitikan dan pemerintahan serta kompetensi yang telah teruji itu penting sekali," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Ginandjar juga mengaku tidak setuju jika Jokowi yang dipandang sebagai representasi kelompok nasionalis harus memilih cawapres yang merepresentasikan Islam. Sebab dengan latar belakang nasionalis menurut Ginandjar bukan berarti ke-Islam-an orang tersebut diragukan, begitu pula sebaliknya.
"Saya kira pendekatan eksklusif bukan inklusif itu keliru. Saya tidak yakin itu selera politik para pemilih sekarang, apalagi para pemilih milenial atau generasi now," tegas Ginandjar.
Atas pertimbangan tersebut, menurut Ginandjar, Golkar harus segera mengajukan cawapres dari kadernya, termasuk Ketum Airlangga Hartarto. Ia menegaskan, kader Golkar sudah tidak perlu lagi memncari-cari calon yang akan dipasangkan dengan Jokowi apalagi dari luar partainya.