Golkar: Pengerahan Massa yang Menyulut Emosi Sebaiknya Dihindari

6 Mei 2018 7:48 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Poster #2019GantiPresiden (Foto: Dok Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Poster #2019GantiPresiden (Foto: Dok Istimewa)
ADVERTISEMENT
Dua kubu berlawanan yakni #2019GantiPresiden dan relawan Presiden Joko Widodo akan meramaikan kawasan Monas, Jakarta Pusat. Keduanya serentak mengadakan kegiatan di lokasi itu. Kegiatan bersamaan ini jelas mengundang perhatian publik.
ADVERTISEMENT
Ketua DPP Partai Golkar Bidang Politik, Yahya Zaini, meminta kedua kubu tidak mengerahkan massa yang dapat berpotensi menimbulkan kericuhan. Menurutnya, apabila kericuhan terjadi hal itu dapat merugikan masyarakat luas.
"Sebaiknya acara pengerahan massa yang dapat menyulut emosi dihindari. Kalau acara semacam itu terus berlanjut akhirnya yang rugi masyarakat. Apalagi kalau sampai terjadi bentrok dari kedua kubu," kata Yahya saat dihubungi, Minggu (6/5).
Yahya melanjutkan, sebaiknya elite masing-masing kelompok dapat mengontrol massanya untuk berdemokrasi secara sehat. Apalagi, saat ini belum memasuki masa kampanye untuk Pemilu 2019.
"Masing-masing elite di kedua kubu sebaiknya dapat menyadarkan para anggota dan simpatisan masing-masing mari ajak masyarakat berdemokrasi secara sehat sekarang belum waktunya kampanye," ucapnya.
Spanduk 2019 ganti Presiden di sekitar Monas (Foto: Raga Imam/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Spanduk 2019 ganti Presiden di sekitar Monas (Foto: Raga Imam/kumparan)
Selain itu, Yahya juga berharap agar Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan pihak kepolisian dapat mengawasi kegiatan yang mengandung unsur politik di dalamnya. Dia meminta ketegasan Bawaslu dan Polri dalam menyikapi kegiatan perang tagar yang saat ini sedang marak terjadi.
ADVERTISEMENT
"Saya minta Bawaslu mengatur dengan tegas acara-acara semacam ini demi terwujudnya ketertiban masyarakat. Polri juga harus tegas untuk kegiatan-kegiatan yang bermotif politik," pungkas Yahya