news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Golkar: Popularitas Prabowo Mentok, Sandi Lebih Ditonjolkan

14 November 2018 11:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily di DPP Golkar. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily di DPP Golkar. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ajang Pilpres 2019 dinilai merupakan head to head antara capres Joko Widodo dengan cawapres Sandiaga Uno. Jubir Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, TB Ace Hasan Syadzily menilai kubu Prabowo-Sandi memang sengaja lebih menonjolkan Sandi ke publik.
ADVERTISEMENT
Sebab, kata dia, Prabowo mengalami staganasi popularitas. Memunculkan Sandi lebih sering merupakan strategi untuk mendongkrak popularitas palson nomor urut 02 tersebut.
“Memang kita harus akui bahwa strategi mereka dengan menonjolkan Sandi itu bagian dari upaya menaikkan popularitasnya Sandi. Karena Sandi sendiri kan sebetulnya sebagai cawapres itu popularitasnya kan masih jauh di bawah. Sementara Pak Prabowo karena sudah beberapa kali nyapres, ya popularitasnya sudah mentok,” kata Ace saat dihubungi, Rabu (14/11).
“Jadi enggak bisa juga dibikin head to head antara Jokowi dengan Sandi karena itu memang strategi mereka seperti itu,” imbuhnya.
Ace menilai, kubu Prabowo-Sandi juga mempersiapkan berbagai gimmick untuk meraih simpati publik. Mulai dari istilah tempe setipis kartu ATM hingga aksi Sandi saat menaruh pete di atas kepalanya.
ADVERTISEMENT
“Yang menjadi catatan, narasi dan simbol-simbol yang dipakai Pak Sandi itu kan sebetulnya simbol-simbol yang sengaja dia buat untuk menarik perhatian publik. Kaya misalnya pete di kepalalah, menggunakan istilah yang menarik perhatian publiklah,” terang Ketua DPP Golkar tersebut.
Menurut Ace, Prabowo memang terlihat memang tidak berupaya untuk menaikkan elektabilitas karena sudah mentok. Di sisi lain, Ace mengatakan bahwa Prabowo juga sering blunder saat menyampaikan narasi kampanyenya di hadapan publik.
“Ya karena Pak Prabowonya salah melulu, sehingga dia tidak berupaya untuk menaikkan popularitasnya tersebut,” tutup Ace.