Golkar Turun di Quick Count: Kasus Korupsi Kader Pengaruhi Suara

18 April 2019 7:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Partai Golkar. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Partai Golkar. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Partai Golkar cukup konsisten menempati posisi dua atau tiga dalam hasil perhitungan cepat (quick count) dari sejumlah lembaga survei. Golkar bersaing ketat dengan Partai Gerindra, yang juga berada di antara posisi yang sama. Sementara PDIP konsisten di menempati urutan teratas.
ADVERTISEMENT
Wakil Sekjen Partai Golkar Dave Laksono mengaku masih optimistis partainya bisa menjadi yang nomor satu. Maka dari itu, Golkar masih akan menunggu hasil akhir resmi yang dikeluarkan oleh KPU pada Mei mendatang.
"Kita masih menunggu hasil akhirnya dulu, karena ini masih quick count. Masih mungkin berubah (persentasenya). Karena TPS ada 810 ribuan. Kedua, penghitungan masih belum selesai. Kita tunggu perhitungan yang fix," ungkap Dave saat dihubungi, Kamis (18/4).
Dave Laksono, anggota fraksi Golkar Foto: Fitra Andrianto/kumparan
Dave menjelaskan, hasil quick count ini hanya dijadikan rujukan saja dan bukan langsung ditetapkan sebagai hasil akhir. Termasuk, ia yakin Golkar bisa mengungguli Partai Gerindra yang menempel ketat.
"Yakin kita akan di atas Gerindra. Kantong-kantong suara kita tersebar di Sulawesi Selatan, Jawa Barat. Di Jateng ada beberapa kabupaten basis Golkar, di Banten, Sumsel, Lampung. Jadi enggak bisa langsung bilang unggul," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, angka Golkar di sejumlah lembaga survei agak sedikit menurun dari pileg sebelumnya. Pada Pileg 2009, Golkar berhasil mendapatkan 14,45 persen dengan 107 kursi di DPR. Lalu pada Pileg 2014 persentase mengalami kenaikan jadi 14,75 persen namun jumlah kursi berkurang jadi 91 kursi.
Dave menuturkan partainya tidak hanya akan melihat persentasenya yang sedikit menurun dari pemilihan sebelumnya. Namun, yang tak kalah penting adalah jumlah kursi yang mereka dapatkan di DPR RI.
"Kita mesti lihat dulu jumlah aktualnya. Kalau jumlah pemilihnya meningkat dari Pemilu 2014 kan hasilnya (persentase) bisa berbeda. Kedua, lihat dari perhitungan hasil kursi di DPR yang didapat, meningkat atau tidak. Itu lebih berpengaruh kan ke depan yang menentukan jumlah kursinya," jelasnya.
Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartanto di kampanye akbar Partai Golkar di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (9/4). Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
Selain itu, ia menyebut kasus-kasus yang menimpa pengurus dan kader Golkar dalam beberapa bulan diakui cukup berpengaruh. Meski demikian, Partai Golkar tetap yakin karena seluruh kadernya di berbagai daerah telah bekerja keras untuk menutupi kekurangan yang terjadi.
ADVERTISEMENT
"Pasti ada (pengaruh ke suara), sedikit pasti ada. Mulai dari kasus Pak Setnov (Setya Novanto, Fayakhun (Andriadi), Pak Idrus (Marhan), lalu Mas Bowo yang terakhir pasti ada pengaruhnya," ujar Dave yang juga caleg DPR RI dapil Jawa Barat VIII itu.
"Kita lebih yakin karena kader-kader, setiap ada kejadian (di tubuh Golkar), langsung menutupi kekurangannya. Sehingga tercover. Lebih ke citra partai yang mungkin sedikit terdampak, akan tetapi perolehan suara kita masih yakin," tutupnya.