Grup WhatsApp Gay 'Friends Jakarta' Awal Mula Ali Mengenal Petrus

18 April 2018 16:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rilis kasus pembunuhan di Cawang. (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rilis kasus pembunuhan di Cawang. (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pelaku pembunuhan pria gay di Cawang, Petrus Paulus Ualubun, mengaku kesal, karena korban Ali Rahman meminta foto bugil dirinya. Selain itu, korban pun memasukkan (diinvite) pelaku ke dalam grup WhatsApp komunitas LGBT (Lesbian, Gay, Transgender dan Biseksual).
ADVERTISEMENT
“Pada Jumat (13/4), pelaku diinvite di Grup WhatsApp komunitas gay yang bernama 'Friends Jakarta' oleh temannya. Di grup ini juga ada korban di dalamnya,” ujar Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Sapta Maulana Marpaung, saat ungkap kasus di Mapolres Jakarta Timur, Jalan Matraman, Rabu (18/4).
Rilis kasus pembunuhan di Cawang. (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rilis kasus pembunuhan di Cawang. (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
Saat itu, korban kemudian menghubungi pelaku dan korban meminta foto bugil pelaku. Namun, pelaku menolak dengan keras.
“Selain itu, korban juga mengajak pelaku untuk datang ke kontrakan korban di daerah Kebon Kacang, Jakarta Pusat, pada Senin (16/4). Ajakan tersebut ditolak oleh pelaku. Tapi, pelaku malah berbalik mengajak korban untuk bertemu di daerah UKI, Cawang” kata Sapta.
Saat ini, polisi belum bisa memastikan apakah teman pelaku yang memasukkan pelaku ke dalam grup tersebut juga gay.
ADVERTISEMENT
Saat Ali dan Petrus bertemu pada pukul 19.00 WIB, pelaku yang masih berstatus mahasiswa di Universitas Kristen Indonesia (UKI) ini mengajak korban ke gang sempit di belakang kampus UKI. Di sana pelaku membunuh korban dengan sangkur.
TKP penemuan mayat di UKI Cawang. (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
TKP penemuan mayat di UKI Cawang. (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
Saat ditemukan warga pada (16/4) korban telah tewas dengan keadaan bersimbah darah, tidak ada barang milik korban yang hilang pada peristiwa tersebut.
Petrus mengakui menyesal telah membunuh korban secara keji.
“Ya saya menyesal dengan perbuatan saya, usai melakukan hal tersebut saya terbayang-bayang dan enggak bisa tidur,” katanya.