Gubernur Aceh: Peserta Aceh Marathon Tak Harus Pakai Jilbab

13 Februari 2018 17:40 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah (Foto: Yudhistira Amran/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah (Foto: Yudhistira Amran/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bulan Juli hingga Agustus 2018 mendatang Kota Sabang, Aceh, akan menjadi tempat penyelenggaraan Aceh Marathon 2018, lomba maraton tingkat internasional. Namun hingga kini masih ada saja sejumlah kendala yang dihadapi oleh Pemerintah Provinsi Aceh.
ADVERTISEMENT
"Jadi pendaftaran sudah dibuka, memang kami mengalami agak kesulitan dikit, gara-gara LGBT tadi," kata Irwandi Yusuf di Kantor Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (13/2).
Kemudian soal ketentuan berpakaian hingga kini masih menjadi masalah bagi para peserta. Mereka banyak yang mengira akan diminta untuk memakai jilbab bagi yang wanita dan sorban bagi yang pria.
"Kemudian gara-gara salah paham tentang kostum, baju. Kita kan, pertama ini Sabang, kita enggak katakan harus pakai jilbab semua pelari, atau pakai sorban untuk pelari laki," lanjut dia.
Karena masalah itu jumlah pendaftar untuk menjadi peserta Aceh Marathon 2018 masih sedikit. Irwandi menegaskan tak ada ketentuan khusus yang mengatur pakaian peserta Marathon Internasional.
"Tapi masyarakat peserta ini waswas. Dampaknya kepada jumlah yang mendaftar, baru seminggu kami buka hanya 200 yang mendaftar. Enggak ada (ketentuan soal kostum)," ucap Irwandi.
ADVERTISEMENT
Malah, Irwandi menyebut, di Sabang banyak yang memakai bikini. Sangat aneh bila di Sabang memakai jilbab dan berenang di pantai.
"Bikini banyak kalau mau lihat bikini. Justru kalau datang ke sana pakai jilbab, nyemplung ke air, saya teriakin orang jatuh, orang jatuh," tutur Irwandi sambil tertawa.