Gubernur NTB: Sulit Menata Persaudaraan yang Rusak karena Pilkada

Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi dan istri (Foto: Achmad Rafiq/kumparan)

Demi kekuasaan, kadang seseorang lupa dengan persaudaraan. Begitu mungkin yang membayangi Pilkada Serentak 2018. Potensi perpecahan jadi ancaman karena konflik rebutan kekuasaan, termasuk masyarakat yang ramai-ramai ikut mendukung kandidat.

Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), TGH Muhammad Zainul Majdi, mengingatkan kepada seluruh para calon gubernur dan wakil gubernur untuk mengedepankan persaudaraan dan persatuan dalam kontestasi Pilkada 2018.

"Pilkada ini hanya satu ruang dari ruang interaksi publik kita, kehidupan sosial kita. Jangan karena satu ruang ini, ruang yang lain jadi ikut rusak. Karenanya jaga persaudaraan kita," pesan Zainul Majdi di Mataram, dikutip dari Antara Rabu (14/2).

Gubernur yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) itu menjelaskan, pilkada sebetulnya hanya berlangsung singkat. Kampanye sekitar 4 bulan, lalu pencoblosan 27 Juni dan tak lama diketahui hasilnya lewat 'quick count'.

"Terpenting juga kedepankan proporsional dan visi dan misi," imbuh TGB.

Gubernur NTB dua periode itu, menyarankan masing-masing calon harus memiliki niat, komitmen, dan langkah nyata dari seluruh yang terlibat untuk memastikan bahwa pilkada melahirkan kekuatan yang lebih kuat bagi daerah.

"Kontestasi yang lebih memperkuat dan tidak melemahkan yang lebih bisa menyatukan, bukan justru memisahkan," kata gubernur yang juga dikenal sebagai ulama itu.

Meski demikian, Gubernur NTB meyakini Pilgub NTB akan berjalan damai melihat track record yang dimiliki empat pasangan cagub dan cawagub. Karena itu, dia optimistis semua pasangan calon memiliki komitmen sama untuk membangunkan NTB lebih baik.

"Saya melihat rekam jejak kontestan semua memiliki komitmen untuk membangun daerah kita lebih baik," pungkasnya.

Gubernur NTB, M Zainul Majdi menyapa warga yang menjadi korban banjir Bima. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/ kumparan)

Berikut pasangan calon gubernur-wakil gubernur NTB berdasarkan nomor urut:

1. H Moh Suhaili FT-H Muhammad Amin (didukung Partai Golkar, Nasdem dan PKB)

2. H Ahyar Abduh-Mori Hanafi (didukung Partai Gerindra, PDIP, PPP, Hanura, PAN dan PBB)

3. Dr Zulkieflimansyah-Hj Sitti Rohmi Djalilah (didukung PKS dan Demokrat)

4. H Moch Ali Bin Dahlan-TGH Lalu Gede Muhammad Ali Wirasakti Amir Murni (jalur perseorangan)