Guru Korban Penyanderaan Separatis Papua: Semangat Kami Tak Akan Surut

19 April 2018 14:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
TNI AD evakuasi guru yang diserang (Foto: Dok. Kodam XVII Cendrawasih)
zoom-in-whitePerbesar
TNI AD evakuasi guru yang diserang (Foto: Dok. Kodam XVII Cendrawasih)
ADVERTISEMENT
Guru kontrak di Timika, Papua mendapat serangan dari Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB). Selain dianiaya dan diintimidasi, barang-barang para guru tersebut juga ikut dirampas. Namun kejadian itu, tak menyurutkan niat para guru tersebut untuk mengajar di Papua.
ADVERTISEMENT
Menurut keterangan salah seorang guru SD Aroanop, Papua yang juga menjadi korban, Rano Samsul Bahri, barang-barang pribadinya juga dirampas oleh KKSB.
"Jadi bukan hanya tindakan kekerasan dan intimidasi, tetapi barang-barang kami dijarah oleh KKSB," ujar Samsul dikutip dari Antara.
Menurut ceritanya, pada Jumat (13/4) lalu, KKSB diduga melarikan diri dari Kampung Banti, Distrik Tembagapura dan memasuki Kampung Aronaop setelah dipukul mundur oleh aparat keamanan.
TNI AD evakuasi guru yang diserang (Foto: Dok. Kodam XVII Cendrawasih)
zoom-in-whitePerbesar
TNI AD evakuasi guru yang diserang (Foto: Dok. Kodam XVII Cendrawasih)
Lebih lanjut, Samsul menuturkan, sekitar pukul 15.00 WIT, anggota KKSB yang mengintimidasinya kurang lebih 20 orang. Saat itu, ia sedang bersama tujuh orang lainnya.
"Kami tidak tahu apa tujuan mereka, kami ditodong dengan senjata api. Guru laki-laki dipisahkan dengan guru perempuan. Guru laki-laki ditodong dengan senjata api yang diarahkan ke kepala," ungkap Samsul.
ADVERTISEMENT
Sedangkan empat guru perempuan dianiaya dengan cara dipukul dan ditendang. Sambil menangis, Samsul berupaya bercerita, mengulang kejadian mengerikan yang menimpa rekan-rekannya saat itu.
"Mereka akhirnya kabur dengan membawa 10 unit telepon seluler, empat laptop sebagian bahan stok makanan, bahkan pakaian kami diambil semua," ujarnya.
Saat itu, Samsul tak berani melawan, sebab para anggota KKSB tersebut membawa senjata api. Samsul kembali meneteskan air mata ketika ia ditanya, apakah kejadian tersebut menyurutkan niatnya untuk terus membagi ilmunya di Papua.
"Kejadian itu tidak menyurutkan semangat kami, justru kami sedih karena alasan kami bertahan di Aroanop adalah nasib anak-anak didik kami dua pekan depan akan melangsungkan ujian kenaikan kelas. Sementara kami dievakuasi ke Timika," jelas Samsul.
TNI AD evakuasi guru yang diserang (Foto: Dok. Kodam XVII Cendrawasih)
zoom-in-whitePerbesar
TNI AD evakuasi guru yang diserang (Foto: Dok. Kodam XVII Cendrawasih)
ADVERTISEMENT