Adu Kuat Gus Ipul-Azwar Anas Vs Khofifah-Emil Dardak

23 November 2017 18:19 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Khofifah-Emil dan Gus Ipul-Anas (Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A dan Intan Alfitry Novian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Khofifah-Emil dan Gus Ipul-Anas (Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A dan Intan Alfitry Novian/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, resmi menjadi penantang di Pilgub Jawa Timur, setelah tiba-tiba berhasil merangkul banyak partai sebagai calon gubernur. Khofifah yang menggandeng Bupati Tranggelek, Emil Dardak, bahkan menyusun koalisi yang cenderung gemuk.
ADVERTISEMENT
Total ada 5 partai politik yang menyatakan dukungan ke pasangan Khofifah-Emil Dardak dengan akumulasi 35 kursi DPRD Jatim. Yaitu Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Nasdem, PPP dan Partai Hanura.
Sementara pasangan calon yang sudah lebih dulu deklarasi yaitu Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Abdullah Azwar Anas, mengantongi 39 kursi dari PDIP dan PKB. Selisih 4 kursi lebih banyak Gus Ipul-Anas.
Polarisasi koalisi ini membuat Pilgub Jawa Timur diprediksi bakal memanas, terutama soal upaya menjaring suara di basis massa yang relatif sama, NU, juga dalam konteks massa PKB dan PDIP.
Infografis Peta Politik Pilgub Jawa Timur (Foto: Sabryna Putri Muviola/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Infografis Peta Politik Pilgub Jawa Timur (Foto: Sabryna Putri Muviola/kumparan)
Direktur Saiful Mujani Research Consulting (SMRC), Sirojudin Abbas, menilai pertarungan antara Gus Ipul-Azwar Anas melawan Khofifah-Emil akan berlangsung ketat di Pilgub 2018 nanti.
ADVERTISEMENT
"Ini akan jadi pertarungan ketat antara dua kader NU. Ipul-Anas akan sangat bergantung pada loyalitas kader dan mesin politik PDIP. Sebab, Anas tidak cukup mewakili kelompok abangan yang jadi basis konstituen PDIP. Bagaimana pun, Anas secara kuktural adalah NU," ucap Sirojudin kepada kumparan (kumparan.com), Kamis (23/11).
"Sementara basis PKB akan sulit berkonsolidasi karena sikap elite dan para kiai NU yang menyebar," imbuhnya.
Di sisi lain, Khofifah-Emil Dardak yang diusung Demokrat, Golkar, PPP, Nasdem dan Hanura, punya mesin dan mesin politik yang lebih beragam ketimbang Gus Ipul-Anas.
"Pilihan kepada Emil sebagai wakil, diarahkan untuk merayu pemilih abangan di Mataraman yang mungkin kurang puas dengan pilihan PDIP ke Anas," tuturnya.
Kemudian jika dinialai dari sisi kualitas personal, Azwar Anas sebagai Bupati Banyuwangi punya kekuatan lebih dibandingkan Emil Dardak yang baru setahun lebih menjadi Bupati Trenggalek.
ADVERTISEMENT
"Anas berhasil mengubah wajah Banyuwangi, menaikkan taraf hidup dan kesejahteraan warganya, menjadikan Banyuwangi sasaran wisata dan industri baru. Emil belum punya rekam jejak sehebat Anas. Dua tahun sebagai bupati belum cukup waktu untuk menguji kapabilitasnya," kata Sirojudin.
Karena itu menurut Sirojudin, sejauh ini belum terlihat jelas faktor-faktor keunggulan Gus Ipul-Anas dan Khofifah-Emil yang akan jadi penentu kemenangan. Pertarungan ke depan akan lebih ditentukan kerja-kerja mobilisasi partai di grassroots.
"Dan itu mensyaratkan kerja mesin partai dan relawan grassroots yang solid dan disiplin. Satu lagi, kampanye media juga akan sangat mempengaruhi opini publik," terang Sirojudin.
ADVERTISEMENT
"Tapi ada yang perlu diwaspadai. Antara lain, perang opini dan ketegangan antara tokoh-tokoh pimpinan komunitas NU, dan antara pimpinan komunitas Abangan. Jika tidak bisa dikelola dengan baik, ini berpotensi melukai PKB dan PDIP," tegasnya Sirojudin mengingatkan.
Gus Ipul cium tangan Megawati (Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
zoom-in-whitePerbesar
Gus Ipul cium tangan Megawati (Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Poros Ketiga
Di luar dukungan untuk Gus Ipul atau Khofifah, ada parpol yang belum mendeklarasikan dukungan kepada calon gubernur, yaitu Gerindra, PKS termasuk PAN. Spekulasi muncul mereka bisa membentuk koalisi alternatif karena mengantongi 26 kursi, alias memenuhi syarat mengajukan cagub-cawagub.
"Kami ingin beri alternatif lebih banyak ke warga Jawa Timur dan ingin menampilkan wajah yang punya gagasan baru, pemikiran baru, wawasan baru," ujar Sekjen PAN, Eddy Soeparno kepada kumparan, Kamis (23/11).
"Dengan poros ketiga, PAN lebih terbuka mengusung kader sendiri sebagai cawagub Jatim. "Kita diskusi intensif dengan teman-teman Gerindra untuk bisa mencari alternatif baru," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Namun sikap PAN ini dibayang-bayangi oleh keinginan mendukung Khofifah, sebagaimana sering disampaikan PAN sebelum Khofifah resmi duet dengan Emil Dardak. "Saat ini belum final dengan Khofifah, tapi juga bukan berarti mutlak ke Khofifah," ucap Eddy.
Sementara PKS yang secara psikologis dekat dengan Gerindra, dibayangi keinginan untuk bergabung dengan Gus Ipul yang mengantongi elektabilitas paling tinggi sebagai calon gubernur. "Peluang ke Gus Ipul besar," kata Wasekjen PKS, Mardani Ali Sera, Kamis (23/11).
Pemilihan Gus Ipul-Anas, kata dia, bukan tanpa alasan. PKS ingin memilih calon yang merepresentasikan rakyat Jatim serta didukung oleh ulama dan kiai di Jatim. "PKS ingin bersama ulama dan kiai," ujarnya.
Lalu, bagaimana akhirnya koalisi yang akan terbentuk di Pilgub Jatim 2018? Kita tunggu saja.
ADVERTISEMENT
Peta politik pilgub Jatim (Foto: Sabryna Putri Muviola/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Peta politik pilgub Jatim (Foto: Sabryna Putri Muviola/kumparan)