news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Gus Mus: NU Bukan Partai Politik, Tak Perlu Ikut Galau dan Pusing

9 Agustus 2018 17:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
K.H Mustofa Bisri atau Gus Mus (Foto: Aji Styawan/Antara Foto)
zoom-in-whitePerbesar
K.H Mustofa Bisri atau Gus Mus (Foto: Aji Styawan/Antara Foto)
ADVERTISEMENT
Mustasyar atau Dewan Penasihan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri atau yang akrab disapa Gus Mus mengingatkan bahwa NU bukanlah partai politik. Dia mengimbau kepada seluruh pengurus dan warga NU agar tidak risau dan bingung menghadapi tahun politik.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan Gus Mus lewat salah satu unggahan di akun Instagramnya. Dia mengatakan NU sudah memiliki pedoman dalam berpolitik.
“Warga NU terutama yang menjadi pengurus NU tidak perlu ikut galau dan pusing menghadapi tahun politik dewasa ini, termasuk menghadapi Pilpres dan Pileg. NU sudah punya Qanun Asasi, Khittah NU, dan Pedoman Berpolitik Warga NU. Tinggal baca,” tulis Gus Mus, Kamis (9/8).
Selain itu, Gus Mus juga mengajak seluruh warga NU berdoa agar diberikan pemimpin yang amanah dan taat kepada agama.
"Selebihnya kita memohon saja kepada Allah Al-Mu'izzul Mudzill, agar kita diberi pemimpin-pemimpin yang amanah, yang takut kepadaNya, dan memiliki belas-kasih kepada rakyat mereka," kata Gus Mus.
Sebelumnya, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj menyatakan bahwa Mahfud MD bukanlah kader NU. Meski demikian dia mengatakan PBNU tidak memiliki kewenangan untuk dukung-mendukung kepada salah satu pasangan capres dan cawapres. Sebab, PBNU bukanlah partai politik.
ADVERTISEMENT
"Kalau NU enggak dukung-dukungan, wong NU ngedukung. Partai politik yang dukung, itu kalau NU mendoa'kan, NU kan bagian itu, istigosah," ujarnya.
Nasihat Gus Mus itu diunggah usai pernyataan dari Ketua PBNU Robikin Emhas yang mengatakan, NU tetap mendukung kadernya menjadi cawapres Jokowi. Apabila hal itu tidak terjadi, Robikin menyebut warga nahdliyin tidak akan mendukung Jokowi.
"Tapi sekali lagi pada pokoknya pesan para masayih, para kiai, ulama, akan kita sampaikan kepada pihak lain, bahwa kalau tidak kader NU (yang dipilih), khawatir warga Nahdliyin tidak merasa memiliki tanggung jawab moral untuk cancut taliwondo (ikut bekerja sama) itu saja intinya," kata Robikin di kantor PBNU, Rabu (8/8).
Menteri Agama Lukman Saifuddin pada 8 Agustus juga pernah mem-posting pesan bahwa ukuran ke-NU-an bukan diukur pernah/tidaknya seseorang menjadi pengurus di organisasi NU.
ADVERTISEMENT