Gus Sholah Cerita Museum Hasyim Asy'ari yang Dibangun Sejak Era SBY

18 Desember 2018 18:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo (tengah) di peresmian Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy'ari Jombang, Jawa Timur. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo (tengah) di peresmian Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy'ari Jombang, Jawa Timur. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy'ari hari ini diresmikan oleh Presiden Jokowi. Proses pembangunan museum ini dimulai sejak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat presiden.
ADVERTISEMENT
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH Salahuddin Wahid atau yang akrab disapa Gus Sholah bercerita mengenai proses pembangunan museum yang berdiri di lahan seluas 5 hektare tersebut. Awalnya, lahan tersebut hanya dibangun sebagai tempat parkir bagi peziarah makam Presiden Aburrahman Wahid atau Gus Dur yang dimakamkan di area Ponpes Tebuireng.
"Awal Maret 2010, saya melapor pada Presiden SBY, melapor bahwa jumlah yang ziarah ke makam Gus Dur itu banyak sekali sehingga jalan itu penuh dengan kendaraan," ujar Gus Sholah saat peresmian museum di Jombang, Jawa Timur, Selasa (18/12).
"Oleh karena itu diperlukan adanya tempat parkir khusus bagi para peziarah. Karena Gus Dur adalah Presiden RI, maka saya berpikir wajar kalau pemerintah membangun tempat parkir itu," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Laporan ini kemudian ditindaklanjuti oleh SBY dengan mengutus Menko Kesra saat itu Agung Laksono. Pemprov bersama dengan pemkab kemudian memberikan lahan sekitar 5 hektar dan menyulapnya menjadi lahan parkir.
"Kemudian, Kemendikbud membangun bangunan-bangunan yang ada. Kemudian dalam kesempatan rapat, saya sampaikan pada Pak Menteri Agung Laksono usul untuk mendirikan Museum Islam Indonesia Hasyim Asy'ari," cerita Gus Sholah.
Ia kemudian menjelaskan, bahwa keberadaan museum dibutuhkan untuk memberikan informasi kepada masyarakat soal Islam yang sebenarnya. Pun, keberadaan museum penting untuk menceritakan bagaimana Islam masuk ke Indonesia.
Pengurus Ponpes Tebuireng KH Salahuddin Wahid di peresmian Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy'ari Jombang, Jawa Timur. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pengurus Ponpes Tebuireng KH Salahuddin Wahid di peresmian Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy'ari Jombang, Jawa Timur. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
"Saya sampaikan, Pak, kita menghadapi masalah yang tidak ringan berkaitan dengan kelompok-kelompok Islam yang berbeda dengan kita," kata dia.
Salah satu yang harus dijelaskan kepada masyarakat, lanjut Gus Sholah, adalah bagaimana tokoh Islam selalu terlibat dalam perjuangan dan proses pengembangan bangsa Indonesia. Menurut dia, ada sejumlah kelompok yang berupaya untuk mengaburkan fakta ini.
ADVERTISEMENT
Keberadaan museum ini, lanjut dia, diharapkan dapat meluruskan fakta ini.
"Kita tahu Islam, tokoh-tokoh Islam terlibat dalam proses diskusi untuk merumuskan bangsa seperti apa yang ingin kita wujudkan, negara seperti apa yang ingin kita dirikan," ujarnya.
"Kita sampaikan ini sebagai bantahan kepada kelompok Islam seperti pengikutnya Abu Bakar Ba'asyir, Majelis Mujahidin atau Jamaah Ansorut Tauhid. Dan kelompok Hizbut Tahrir Indonesia," jelas dia.
Kini, museum KH Hasyim Asy'ari kini diresmikan oleh Presiden Jokowi. Gus Sholah berharap museum ini dapat berfungsi seperti yang diharapkan.