Hadapi Ancaman Rusia, AS Akan Tingkatkan Persenjataan Nuklir

16 Januari 2018 10:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
USS Gerald Ford (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
USS Gerald Ford (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Pemerintahan Amerika Serikat menganggap peningkatan kemampuan rudal Rusia sebagai sebuah ancaman. Untuk itu, mau tidak mau AS harus meningkatkan kemampuan persenjataan nuklir mereka.
ADVERTISEMENT
Hal ini terungkap dalam dokumen Pentagon yang dirilis Huffington Post pekan lalu. Dalam dokumen berjudul "Nuclear Posture Review" itu, Rusia disebut sudah memiliki drone peluncur rudal nuklir bawah laut.
Pentagon menyebut drone bawah laut Rusia dengan nama "Kanyon". Sementara Rusia menamakannya Ocean Multipurpose System Status-6, atau cukup disingkat "Status-6". Sistem ini diujikan pada November 2016.
Drone ini dilepaskan dari kapal selam kelas-Sarov Rusia. Status-6 bisa melaju hingga jarak hampir 10 ribu km dengan kecepatan 56 knot dan menyelam hingga kedalaman hampir 1.000 meter di bawah permukaan laut.
Kapal selam Rusia. (Foto: AFP/Itar-Tass Files)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal selam Rusia. (Foto: AFP/Itar-Tass Files)
Untuk mengantisipasi ancaman rudal Rusia ini, setidaknya ada dua solusi yang ditawarkan Pentagon dalam dokumen yang belum ditandatangani Presiden Donald Trump itu.
ADVERTISEMENT
Solusi pertama, AS harus memodifikasi rudal balistik jarak-jauh pada kapal selam Trident agar bisa dipasangi hulu ledak nuklir kecil.
Solusi kedua, ini adalah solusi jangka panjang, AS harus mengembangkan rudal jelajah nuklir yang bisa diluncurkan dari laut. Persenjataan ini sebelumnya disiagakan pada Perang Dingin tapi dipensiunkan pada 2011 oleh pemerintahan Barack Obama.
Pentagon mengatakan, peningkatan nuklir AS setidaknya akan membuat Rusia pikir dua kali jika ingin melakukan "agresi nuklir".
Dalam pernyataannya, Pentagon tidak membantah bahwa dokumen yang diperoleh Huffington Post itu asli. Namun mereka mengatakan, dokumen tersebut berisi peninjauan yang belum rampung dan belum disetujui oleh presiden dan menteri pertahanan.
Menurut Hans Kristensen, ahli senjata nuklir di Federasi Ilmuwan Amerika, imbauan Pentagon ini menunjukkan kekhawatiran AS terhadap Rusia yang dianggap semakin mengancam keamanan global.
ADVERTISEMENT
Rusia telah membuat AS cemas setelah mencaplok Crimea serta turut campur dalam konflik Suriah, berada di kubu yang berseberangan dengan negara-negara Barat.
"Jelas sikap terhadap Rusia lebih dari situasi konfrontasi langsung. Perseteruan telah dimulai," kata Kristensen dikutip dari Associated Press.