Hanum Rais: Medsos Penuh Kebohongan, Tapi Jadi Ajang Check and Balance

20 Februari 2019 19:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hanum Salsabiela Rais. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Hanum Salsabiela Rais. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Caleg PAN Hanum Rais mengaku tersentak dengan banyaknya kebohongan di media sosial. Dia cukup kaget dengan banyaknya informasi yang belum dapat dibuktikan kebenarannya.
ADVERTISEMENT
"Saya kemarin cukup terkaget-kaget ya. Ternyata di medsos itu dunia yang penuh kepalsuan. Ketika terjadi ada yang namanya prilaku tidak otentik dan Itu menjadi sesuatu yang membuat kita jadi, jujur, tersentak," ujar Hanum dalam acara diskusi 'Jangan Alergi dengan Politik' di kafe Yan Kedai Kopi, Jakarta, Rabu (20/2).
"Ternyata kehidupan di luar sana di dunia maya itu sesuatu yang tidak orisinil. Bisa aja ada robot, ada buzzers dan lain-lain," lanjutnya.
Caleg PDIP Kirana Larasati (tengah) dan Caleg PAN Hanum Rais dalam acara diskusi 'Jangan Alergi dengan Politik'. Foto: Efira Tamara/kumparan
Namun, Hanum menjelaskan, hal ini juga dapat menjadi alat untuk melakukan kontrol terhadap pemerintahan. Melalui media sosial, semua orang dapat menyoroti kinerja pemerintah yang tengah memimpin.
"Saya melihat ada filosofi politik check and balance. Jadi kalau sekarang yang namanya check and balance ada pemerintah dan rakyatnya dalam hal ini ada, kalau sekarang mungkin cebong lagi memerintah, kampret harus mengkritik, gitu kan. Nanti siapa tahu kampret yang akan memimpin," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dia juga menganggap apa yang terjadi dengan kubu capres 01 dan 02 masih dapat diamini dalam dunia politik. Asalkan, hal negatif seperti sebutan tak pantas (cebong dan kampret) tidak dibawa ke dunia nyata.
"Jadi itu fenomena check and balance, kalau menurut saya ini tetap sehat selama kita tidak membawanya ke kehidupan ril dengan gontok-gontokan," ucap Hanum.