Hanura: Pembentukan Klub Presiden Tak Mendesak

21 Agustus 2017 11:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi bersama para mantan presiden RI (Foto: Agus Suparto)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi bersama para mantan presiden RI (Foto: Agus Suparto)
ADVERTISEMENT
Anggota Fraksi Partai Hanura Dadang Rusdiana menanggapi pernyataan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar soal usulannya untuk membentuk klub Presiden. Dadang mengatakan, ia menanggapi positif usulan itu, namun hal itu tidak mendesak untuk segera dilakukan.
ADVERTISEMENT
"Sebagai usul boleh-boleh saja. Tapi menurut saya tidak begitu mendesak," ucap Dadang kepada kumparan (kumparan.com) melalui pesan singkat, Senin (21/8).
Dia menjelaskan, penting atau tidaknya pembentukan wadah bagi para mantan Presiden RI diserahkan sepenuhnya kepada Presiden Joko Widodo.
"Apakah perlu dalam bentuk klub Presiden, kita serahkan sepenuhnya kepada Pak Jokowi," lanjutnya.
Dadang berpendapat pertemuan antarmantan Presiden dan Wakil Presiden di Istana kemarin merupakan hal yang baik. Menurutnya, dengan pertemuan itu para mantan orang nomor satu dan dua di Indonesia itu tak hanya bisa saling bersilaturahmi, tetapi juga bisa membicarakan obrolan yang substansif dan penting bagi bangsa.
"Kalau pertemuan tentu positif. Pertemuan antar-elite itu pasti penting. Bangsa ini harus dibangun berdasarkan kebersamaan, tapi diformalkan dalam bentuk klub Presiden menurut saya tidak begitu mendesak," paparnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Muhaimin Iskandar atau yang sering disapa Cak Imin itu mengeluarkan unek-uneknya melalui twitter. Dia meminta meminta agar pembentukan Klub Presiden RI diseriusi. Menurut dia, saat ini adalah momen yang tepat, apalagi para mantan presiden Indonesia dan Presiden Jokowi terbukti bisa bertemu dalam suasana yang cair pada 17 Agustus lalu.
"Klub Presiden RI juga jadi semacam institusi tak resmi yang memperlihatkan bahwa kekuasaan Presiden RI adalah titipan, bukan milik seseorang," katanya.
"Kalau mau jujur, pemilihan Presiden RI adalah pemilihan pemimpin paling demokratis terbesar di dunia. Makanya, Klub Presiden RI itu prestisius," lanjut mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi itu.