Harga Premium Lebih Mahal dari Bensin RON 89 Vivo, Kok Masih Rugi?

22 November 2017 16:41 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
SPBU Vivo di Jakarta (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
SPBU Vivo di Jakarta (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Dalam berbagai kesempatan, PT Pertamina (Persero) mengaku rugi dari penjualan BBM jenis Premium. Menurut perhitungan Pertamina, harga keekonomian premium saat ini sudah hampir menyentuh Rp 7.000/liter, tapi harga yang ditetapkan pemerintah masih Rp 6.450/liter sehingga ada kerugian sekitar Rp 550/liter.
ADVERTISEMENT
Anehnya, PT Vivo Energy Indonesia selaku pemilik Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Vivo mengaku tak merugi menjual bensin RON 89 bermerek Revvo 89 dengan harga Rp 6.300/liter.
Padahal Premium adalah RON 88, kadar oktannya lebih rendah dari Revvo 89. Artinya, Revvo 89 memiliki kualitas sedikit lebih baik dibanding Premium.
Kok Pertamina bisa rugi sementara Vivo tidak?
Direktur Utama Pertamina, Elia Massa Manik, mengatakan bahwa harga BBM Pertamina tak bisa dibandingkan dengan Vivo. Sebab, Vivo baru punya 1 SPBU saja dan lokasinya di kota besar.
Semantara Pertamina punya 6.300 SPBU di seluruh Indonesia, lokasinya sampai ke pelosok-pelosok, termasuk daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Biaya distribusi ke daerah-daerah 3T sangat besar, bisa ratusan ribu rupiah per liter. Meski demikian, bensin Premium tetap dijual dengan harga Rp 6.450/liter di daerah pedalaman, sama dengan di kota-kota besar.
ADVERTISEMENT
Besarnya biaya distribusi BBM ini membuat Pertamina sulit efisien. Massa bilang, Pertamina bisa saja jual bensin murah seperti Vivo kalau hanya berjualan di kota-kota besar yang infrastrukturnya sudah bagus.
"Enggak boleh dong begitu bandinginnya. Kita 6.300 SPBU. Kalau cuma beberapa SPBU saja, kita juga bisa jauh di bawah itu (harga bensin Vivo)," kata Massa kepada kumparan (kumparan.com) di Bengkulu, Selasa (22/11).
Ia menambahkan, Vivo sebagai pemain baru sengaja banting harga agar masyarakat tertarik. Menurutnya, harga bensin Vivo yang murah ini hanya sementara saja, nantinya akan naik juga. "Itu kan bagian strategi entering dia, nanti lihat dong berapa lama, bisa enggak dia bertahan lama?" ujarnya.
Pihaknya siap bersaing dengan Vivo maupun perusahaan swasta lainnya. "Itu kan (harga murah) bagian dari entry the market, itu kan masing-masing perusahaan punya strategi sendiri-sendiri. Enggak apa-apa, kita juga siap dengan persaingan," tutupnya.
ADVERTISEMENT