news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Hasto Heran Tim Prabowo Percaya Quick Count Pileg, Tapi Pilpres Tidak

19 April 2019 17:58 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto di kantor pusat PDIP, Jakarta, Selasa (16/4). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto di kantor pusat PDIP, Jakarta, Selasa (16/4). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto heran dengan sikap BPN Prabowo-Sandi yang tidak mempercayai quick count berbagai lembaga survei terkait Pilpres 2019. Padahal, dia menyebut partai yang berada di BPN mengakui hasil quick count untuk Pileg 2019.
ADVERTISEMENT
“Kita juga melihat situasi sekarang, partai pendukung Pak Prabowo-Sandi pun mengakui hasil quick count untuk partai politiknya (pileg). Sehingga, sangat ironi ketika partai politik quick count-nya diterima, kemudian untuk pilpresnya tidak diterima,” ujar Hasto di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (19/4).
Ia merasa tiga kali deklarasi kemenangan di Pilpres 2019 yang dilakukan pihak Prabowo semakin membingungkan. Hasto mengajak partai pendukung Prabowo konsisten dan menghormati hasil quick count pilpres yang dilakukan sejumlah lembaga survei.
“Kemudian mengadakan klaim sepihak dengan tiga kali pernyataan dengan angka yang selalu berbeda-beda tersebut. Ini sangat ironis, maka mari partai politik itu bersikap konsisten,” tegasnya.
PDIP pada kesempatan ini merilis hasil real count dari formulir C1 yang dilakukan tim internalnya untuk Pilpres 2019. Mereka menyatakan hasil real count itu siap diaudit oleh KPU dan dibandingkan dengan data yang diungkap BPN.
ADVERTISEMENT
“Karena itu kalau kubu 02 mengklaim data sudah 63 persen, minta saja tunjukkan seperti itu. Karena itu, kami siap diaudit, bahkan kami siap dipidana. Kami mengatakan jangan mengklaim sepihak,” tegas Hasto.
Berdasarkan hasil penghitungan real count PDIP, paslon 01 Jokowi-Ma’ruf memperoleh suara 63 persen, sementara Prabowo-Sandi 37 persen. Namun PDIP tak menjabarkan berapa banyak surat suara tak sah.
Data tersebut dikumpulkan dari C1 di 58.656 TPS, atau 7,22 persen dari 813.350 TPS yang ada di seluruh Indonesia. Yakni dengan jumlah suara sebanyak 10.691.760 hingga Jumat (19/4) pukul 14.10 WIB.