Hidayat Nur Wahid dan Politik Keibuan untuk Wan Azizah

8 Agustus 2018 11:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Indonesia Hidayat Nur Wahid (kedua dari kiri) bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Malaysia Wan Azizah, Selasa (7/8). (Foto: Dok. HNW)
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Indonesia Hidayat Nur Wahid (kedua dari kiri) bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Malaysia Wan Azizah, Selasa (7/8). (Foto: Dok. HNW)
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) mengunjungi Malaysia. Di negeri jiran itu, Hidayat bertemu Wakil PM Malaysia Wan Azizah Wan Ismail yang juga istri Anwar Ibrahim.
ADVERTISEMENT
Dalam pertemuan di Kuala Lumpur pada Selasa (7/8) itu, Hidayat membawa misi politik keibuan untuk Wan Azizah. Misalnya saja ada persoalan seperti Rohingnya yang bisa diselesaikan dengan pemahaman keibuan.
"Agar Malaysia dan Indonesia menjadi negara yang aktif dalam mewujudkan perdamaian di kawasan Asia Tenggara, terutama dalam menyelesaikan masalah pengungsi Rohingya. Kami mengusulkan agar pemimpin perempuan dengan pendekatan 'keibuan' mampu membantu menyelesaikan konflik etnik Rohingnya di Myanmar dan Bangladesh," ujar Hidayat dalam keterangan tertulis, Rabu (8/8).
Hidayat berharap Wan Azizah (Wakil PM Malaysia), Halimah Yacob (Presiden Singapura), Aung San Suu Kyi (State Counsellor, setara dengan PM Myanmar), Sheikh Hasina Wazed (PM Bangladesh) ditambah Menteri Luar Negeri Indonesia (Retno L. Marsudi) dapat berperan lebih aktif.
ADVERTISEMENT
"Diharapkan dengan diplomasi keibuan (motherhood touch diplomacy) akan bisa dibuat terobosan baru menghadirkan solusi bagi tragedi kemanusiaan terbesar pada awal abad XXI ini," jelas Hidayat.
Hidayat juga menyampaikn pentingnya peran Malaysia untuk membantu warga Mindanao di Filipina Selatan, agar status otonomi khusus yang baru mereka dapatkan dapat sukses mereka kelola.
"Sehingga menjadikannya sebagai solusi untuk menghadirkan perdamaian dan kemakmuran dan kemajuan, dan tertutupnya kawasan Mindanao untuk dijadikan sebagai basis oleh teroris ISIS," beber Hidayat.
Wakil PM Malaysia Wan Azizah menyambut baik ide Wakil Ketua MPR RI tersebut dan berjanji akan menindaklanjuti, karena saat ini peran perempuan sangat penting dalam mewujudkan perdamaian.
Indonesia-Malaysia sebagai negara mayoritas Muslim harus senantiasa terlibat aktif dalam mewujudkan perdamaian dunia. Apalagi saat ini kesadaran umat Islam di kedua negara tentang pentingnya politik kolaborasi sudah meningkat dan itu adalah hal positif bagi perkembangan demokrasi.
ADVERTISEMENT
Hidayat yang didampingi anggota MPR dari DPD RI, Cholid Mahmud, dan Staf Ahli MPR, juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Malaysia Datuk Saifuddin Abdullah. Mereka membahas pentingnya Malaysia untuk melindungi warga Indonesia yang berada di Malaysia dalam semangat saling membantu dengan saling menghormati.