Hidup Mandiri Setelah Nyantri
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Bentuk realisasi atas komitmen tersebut salah satunya dengan mencetak para lulusan pondok pesantren yang melek bisnis lewat program PASS (Program Adaro Santri Sejahtera) yang digagas sejak tahun 2016 untuk memberikan pengetahuan dan pengembangan tentang kewirausahaan.
"PASS adalah suatu program gabungan kolaborasi dengan suatu pesantren dan bagaimana kita mengembangkan ekonomi. Sekaligus memberikan pengetahuan serta pengembangan jiwa wirausaha dari santri-santri yang ada di pesantren," ujar Rizki Dartaman, External Relation Division Head PT Adaro Tbk. saat ditemui kumparan pada Selasa (4/9) di lokasi pesantren Nurul Muhibbin, Barabai, Kalimantan Selatan.
Bukan tanpa alasan Pesantren Nurul Muhibbin dipilih oleh Adaro, pesantren tersebut dikenal sebagai salah satu pondok yang digandrungi oleh masyarakat Kalimantan Selatan.
Jumlah santrinya lebih dari 1.000 orang dan dari jumlah itu, sedikitnya ada 80 santri yang mendaftar program PASS. Namun hanya 20 orang santri yang lolos dan memperoleh bimbingan serta modal usaha dalam program PASS.
Mulai dari budidaya ikan lele, sayuran hidroponik, kain sasirangan, makanan ringan dan pembuatan kue. Tak hanya modal usaha, pelatihan dan materi dasar soal kewirausahaan juga dikenalkan kepada para santri.
ADVERTISEMENT
"Pelatihan PASS itu mulai dari pendidikan materi dasar, di mana siswa pesantren yang ada di sini itu dikenalkan dulu dengan dunia usaha, mereka diberikan wawasan dan motivasi kenapa seseorang harus mampu mandiri dengan cara menjadi seorang pedagang atau usahawan," lanjut Rizki.
Setelah melalui proses pelatihan selama setahun dan lulus dari pondok pesantren, santri-santri tersebut akan terus mendapatkan pendampingan selama 6 bulan.
"Pelatihannya 1 tahun, setelah itu ada bimbingan. Kita bantu sampai betul-betul mereka mandiri, kurang lebih selama 6 bulan kita pantau terus," tutur Rizki.
PASS disambut baik oleh para santri dan pihak pesantren. Terbukti, setelah setahun berjalan, PASS melahirkan santri-santri yang mandiri dan cakap dalam berbisnis.
ADVERTISEMENT
“Sekarang setelah ikut program ini, santri akan pulang kampung, mereka bisa mengembangkan SDM sekitar dan buka usaha, mudah-mudahan makin banyak lagi yang bisa berhasil,” ujar Bakhiet, pengurus dan pembina Pondok Pesantren Nurul Muhibbin.
Selanjutnya, dalam 5 tahun ke depan PT Adaro Tbk. akan mengembangkan PASS ke 17 pesantren lainnya yang tersebar di Kalimantan Selatan.
"Sekitar 2.000 orang santri dan itu yang menjadi tujuan kita dan ada sekitar 70 ustaz yang kita rekrut supaya dia ikut menjadi pengawas dan pembimbing," jelasnya.
Rizki berharap dengan adanya PASS, para santri lulusan pondok pesantren bisa mandiri secara finansial dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
"Umumnya orang-orang yang lulus dari pesantren itu menjadi panutan, dan dipercaya. Tapi kalau enggak mampu secara ekonomi, stigma bahwa lulusan pesantren hanya menjadi beban masyarakat itu akan terus ada. Dan itu kita hilangkan," ujar Rizki.
ADVERTISEMENT