Hikmahanto Nilai Wacana Jokowi Datangkan Rektor Asing Kontra Produktif

19 Juli 2019 23:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hikmahanto Juwana Foto:  Okke Oscar/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Hikmahanto Juwana Foto: Okke Oscar/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi mewacanakan mendatangkan tenaga pengajar hingga rektor dari luar negeri untuk membantu dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf.
ADVERTISEMENT
Terkait wacana itu, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana menyayangkan wacana tersebut. Meski wacana mendatangkan rektor asing tersebut mungkin hanya untuk memacu para calon rektor untuk menyamai prestasi rektor luar negeri.
Dia menilai wacana Jokowi ingin mendatangkan rektor asing untuk memimpin universitas di Indoensia malah kontra produktif.
"Apabila cara Presiden mendorong dengan selalu menyebut asal asing, termasuk baru-baru ini soal maskapai penerbangan asing, maka hal ini akan kontra produktif di masyarakat," kata Hikmahanto dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/7).
Ia menjelaskan selama ini universitas di Indonesia telah menetapkan standar dan syarat dalam seleksi pemilihan rektor. Seperti UI, kata dia, yang mensyaratkan di antaranya harus WNI dan ijazah yang di dapat dari luar negeri disetarakan oleh Kemenristekdikti.
ADVERTISEMENT
Pemilihan yang terbuka untuk siapa saja, termasuk calon asal luar negeri, itu melalui proses panjang dan tidak mudah.
"Kalaulah ada warga asing yang didatangkan oleh Presiden untuk menjadi rektor tidakkah orang tersebut harus juga mengikuti syarat dan proses seleksi yang ada?" ujarnya.
Dia mempertanyakan apakah dalam mewacanakan hal tersebut Jokowi telah meminta masukan dari menteri. Sebab, menurutnya menteri seharusnya paling tahu apa yang tidak efisien dan tahu apakah mendatangkan yang asing akan menyelesaikan masalah.
Ilustrasi wisuda. Foto: Shutter Stock
Terlebih, kata dia, rektor di Indonesia dengan di luar negeri memiliki tantangan yang berbeda. Termasuk dalam hal pencalonan. Di universitas terkenal di luar negeri untuk menjadi rektor didasarkan pada kecakapan dan kemampuan.
"Sementara di Indonesia bila calon rektor tidak menghadap sana sini, bahkan melakukan kompromi-kompromi politik, sulit untuk yang bersangkutan dapat menjadi rektor," kata Hikmahanto.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan, meski sekadar wacana, hal yang disampaikan Jokowi telah membuatnya berpikir ulang untuk mengikuti proses pencalonan Rektor UI saat ini. Karena, apabila proses mendatangkan rektor asing tak melalui proses seleksi sama saja telah kalah sebelum berkontestasi.
Tentu saya tidak alergi dengan rektor asal luar negeri. Namun bila dalam proses mendapatkan rektor tidak ada kesetaraan antara asal Indonesia dengan asal luar negeri maka ini berarti saya telah dinyatakan kalah sebelum berperang.