HNW soal Rebutan Swing Voters: Jangan Pakai Fasilitas Negara

11 Maret 2019 16:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hidayat Nur Wahid di Hotel Aston TB Simatupang Foto: Moh Fajri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Hidayat Nur Wahid di Hotel Aston TB Simatupang Foto: Moh Fajri/kumparan
ADVERTISEMENT
Survei yang dirilis SMRC, menunjukkan ada 13 persen swing voters yang belum menentukan pilihan. Wakil Ketua Dewan Penasihat BPN Prabowo-Subianto-Sandiaga Uno, Hidayat Nur Wahid (HNW), menganggap swing voters merupakan bagian dinamika politik yang perlu diberi perhatiam khusus.
ADVERTISEMENT
Hidayat mengatakan swing voters biasanya merupakan kelompok masyarakat kritis yang tak ingin menggunakan suaranya untuk pilihan yang salah. Karena itu, kata dia, kedua paslon sebaiknya melakukan pendekatan tanpa manipulasi.
"Bila siapa pun ingin mendapatkan suara dari swing voters maka lakukanlah, berkampanye sesuai dengan aturan, lagi-lagi tadi, jangan manipulasi," kata Hidayat di Gedung DPR, Senayan, Senin (11/3).
"Swing voters biasanya kelompok cerdas yang punya optimisme ingin menghadirkan perbaikan. Kelompok yang tidak ingin mengulangi kegagalan daripada pilihan mereka pada masa yang lalu," tambah dia.
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto diarak saat tiba di Pondok Pesantren Darussalam, Garut. Foto: kumparan
Selain itu, Hidayat mengimbau agar setiap paslon tidak menyebarkan berita bohong untuk menarik perhatian. Paslon juga diharapkan tidak menggunakan fasilitas negara untuk menarik simpati masyarakat.
"Jangan nyebarkan kabar bohong, jangan mempergunakan fasilitas negara, jangan tidak cuti. Jangan kemudian mengerahkan ASN supaya menghadirkan simpati dari para swing voters. Sebab kalau itu yang mereka lakukan swing voters akan tidak mendukung," ujar politikus PKS itu.
Sandi tinjau kebutuhan pokok di Pasar Cipete Foto: Wandha Nur/kumparan
Hidayat ingin agar kampanye Pilpres 2019 dapat menghadirkan kampanye yang jujur dan adil. Ia juga berharap tak ada intimidasi untuk memilih salah satu paslon tertentu.
ADVERTISEMENT
"Menurut saya memang yang akan berlaku di kampanye ini adalah betul-betul kampanye yang menghadirkan langsung umum bebas jujur adil dan rahasia. Jangan ada lagi intimindasi," pungkasnya.
Sebelumnya, dari hasil survei SMRC sebanyak 54,9 persen responden memilih Jokowi-Ma'ruf, sedangkan 32,1 persen memilih Prabowo-Sandi. 13 persen responden belum menentukan pilihan, namun diprediksi akan memilih Prabowo.