Hormati Kearifan Aceh, Timses Jokowi Tak Keberatan Tes Baca Al-Quran

30 Desember 2018 12:27 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi menghadiri acara Samawi--Solidaritas Ulama Muda Jokowi--di SICC, Bogor. (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi menghadiri acara Samawi--Solidaritas Ulama Muda Jokowi--di SICC, Bogor. (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
ADVERTISEMENT
Gagasan Ikatan Dai Aceh mengundang capres-cawapres untuk tes Al-Qur'an pada 15 Januari 2019, disambut pro kontra timses capres-cawapres. Tim Jokowi-Ma'ruf. mempersilahkan tes tersebut direalisasikan meski tak ditur dalam Peraturan KPU.
ADVERTISEMENT
"Itu aspirasi ya silakan saja, meskipun tak diatur dalam UU maupun Peraturan KPU. Kalau mau diikuti oleh paslon silakan," kata timses Jokowi-Ma'ruf, Achmad Baidowi, kepada wartawan, Minggu (30/12).
Wasekjen PPP itu memahami ada usulan tes baca Al-Qur'an untuk capres-cawapres, sebab di Aceh memang ada ketentuan tersebut untuk pemilihan kepala daerah.
"Di pilkada khusus Aceh ada syarat bisa baca tulis Al-Qur'an. Kalau kemudian khusus Aceh minta perhatian khusus untuk meyakinkan masyarakat ya silakan saja," jelasnya.
Suasana Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh pada 7 April 2012. (Foto: AFP PHOTO / Adek Berry)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh pada 7 April 2012. (Foto: AFP PHOTO / Adek Berry)
Kendati demikian, ia menegaskan harus disepakati oleh kedua kandidat soal tes yang jika ada, maka menjadi sejarah pertama dalam Pilpres. Jika ada salah satu paslon yang tidak menyepakatinya maka harus dijelaskan ke publik langsung.
ADVERTISEMENT
"Harus kesepakatan kedua paslon apakah mau memenuhi aspirasi Dai Aceh atau tidak. Kalau tidak mau ya sampaikan secara terbuka termasuk alasannya," pungkasnya.
Sementara, elite kubu Prabowo-Sandi tak sepakat dengan usulan tersebut. Juru Debat BPN, Sodik Mudjahid, menilai pemehaman nilai-nilai dalam Al-Quran lebih ketimbang harus mengetes kemampuan baca tulis Al-Qur'an.
"Tapi yang sangat dan lebih penting adalah pemahaman terhadap isinya dan mengamalkanya secara demokratis dan konstitusional di NKRI yang berdasar pancasila dan UUD 45," kata Sodik dalam keterangannya, Minggu (30/12).
"Prinsip itu yang lebih penting bukan hanya mampu membacanya dalam bahsa arab. Seperti waktu tes calon ketua umum PSSI. Apakah dilakukan tes cara menendang bola,cara stop bola dan cara drible bola? Tidak kan? Tapi visi-misi dan programnya dalam memajukan sepak bola," lanjutnya.
ADVERTISEMENT