Hubungan Malaysia dan Singapura Kembali Memanas Akibat Tabrakan Kapal

10 Februari 2019 17:45 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kapal laut berpenumpang. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kapal laut berpenumpang. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Sebuah kapal milik Pemerintah Malaysia bertabrakan dengan sebuah kapal berbendera Yunani di perairan yang sedang jadi sengketa. Perairan itu masih menjadi sengketa antara Malaysia dengan Singapura.
ADVERTISEMENT
Setelah bertabrakan, pihak Malaysia lalu menyita kapal tersebut dan menahan awak kapal. Dilansir AFP, Minggu (10/2), Singapura kemudian marah karena Malaysia telah melanggar batas perairannya.
Singapura mengklaim kejadian tabrakan kedua kapal itu terjadi di Tuas, daerah yang masuk wilayah kekuasaanya. Kemudian tuduhan itu dibantah langsung oleh pihak Malaysia yang menuturkan tabrakan itu masuk di wialayah perairannya.
"Tabrakan antara MV Pireas dan kapal Pemerintah Malaysia Polaris terjadi di perairan teritorial Singapura," kata Kementerian Luar Negeri Singapura lewat pernyataannya.
"Singapura mengulangi seruannya kepada Malaysia untuk menarik kapal-kapalnya dari kawasan itu," lanjut pernyataan tersebut.
Bendera Malaysia dan Singapura. Foto: PixaBay
Kementerian Luar Negeri Singapura menjelaskan keberadaan kapal-kapal Malaysia di daerah itu bisa jadi ancaman bagi navigasi. Singapura pun mengancam, Malaysia akan bertanggung jawab atas situasi yang tak diinginkan nanti.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Malaysia telah mengeluarkan pernyataan. "Malaysia berkomitmen untuk mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga integritas teritorialnya, kepentingan dan navigasi yang aman," tulis pernyataan Kementerian Luar Negeri Malaysia.
Lalu pernyataan itu dibantah oleh otoritas maritim Singapura yang menjelaskan kejadian itu terjadi saat kapal Yunani menuju ke pelabuhan di Malaysia selatan. Kemudian Singapura mengizinkan kapal itu melanjutkan perjalanannya karena kecelakaan yang dialami kapal itu tak serius.
Ketegangan antara dua negara jajahan Inggris ini bermula saat Singapura menuduh Malaysia memperluas klaimnya di selat. Padahal sebelum itu, kedua negara ini sudah bersitegang setelah Malaysia mengusir pulau yang saat ini menjadi negara Singapura dari federasinya di tahun 1965.
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad. Foto: REUTERS/Lai Seng Sin
Saat Mahathir Mohamad memimpin, hubungan Malaysia dan Singapura beberapa kali memanas. Apalagi Mahathir memiliki hubungan seperti layaknya duri dengan pihak Singapura.
ADVERTISEMENT
Misal pada 2003, Malaysia mengatakan Singapura telah melanggar batas wilayah dengan melakukan proyek reklamasi di Selat Johor. Kemudian sengketa tersebut diselesaikan melalui proses arbitrasi.
Ketegangan mereda secara singkat bulan lalu ketika para menteri luar negeri dari kedua negara sepakat untuk mengambil langkah-langkah menenangkan perselisihan maritim, dan perselisihan di wilayah udara.