Hubungan Memanas, Vladimir Putin Ancam AS dengan Rudal Nuklir

22 Februari 2019 10:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Vladimir Putin. Foto: Reuters/Pavel Golovkin
zoom-in-whitePerbesar
Vladimir Putin. Foto: Reuters/Pavel Golovkin
ADVERTISEMENT
Hubungan Rusia dan Amerika Serikat kembali memanas. Presiden Rusia Vladimir Putin bahkan mengancam akan meletakkan rudal nuklir dekat wilayah AS agar bisa ditembakkan kapan saja.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, Kamis (21/1), ancaman ini disampaikan Putin setelah AS pada 1 Februari lalu menuduh Rusia melanggar Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak-Menengah (INF). AS mengatakan akan keluar dari INF dalam enam bulan jika Rusia masih melanggar.
Putin membantah tudingan AS tersebut. Dia menegaskan, Rusia akan langsung menempatkan kapal perang atau kapal selam bersenjatakan nuklir hipersonik mendekati AS jika Presiden Donald Trump memutuskan keluar dari INF dan menempatkan rudal mereka di Eropa.
"Kita bicara soal kendaraan penembak laut: kapal selam atau kapal permukaan. Dengan kecepatan dan jaraknya di perairan netral. Plus mereka tidak memiliki pos, mereka bergerak dan kalian harus menemukan mereka," kata Putin.
"Kalian pikirkan saja sendiri: Mach 9 dan lebih dari 1.000 kilometer," lanjut dia lagi. Mach adalah satuan menghitung kecepatan suara. Mach 9 berarti 9 kali kecepatan suara atau setara lebih dari 11 ribu km/jam.
ADVERTISEMENT
Jika Rusia dan AS sama-sama membatalkan INF maka situasinya akan seperti Perang Dingin pada 1962. Dalam Krisis Rudal Kuba, Uni Soviet menempatkan rudal balistik mereka di Kuba untuk merespons penempatan rudal AS di Turki. Ketika itu, dunia di ambang perang nuklir.
Sistem Rudal S-400 Rusia Foto: AFP/ANDREY SMIRNOV
Menurut Putin, dengan menempatkan rudal di Eropa, maka rudal AS mampu mencapai Moskow dalam waktu 10-12 menit. Namun menurut Putin, rudal mereka akan lebih cepat menggapai Washington ketimbang AS mencapai Moskow.
"Ini bukan alasan meningkatkan konfrontasi ke taraf Krisis Rudal Kuba pada 1960-an. Itu bukan yang kami inginkan," kata Putin.
"Tapi jika ada yang menginginkannya, oke kami sambut. Saya menegaskan hari ini apa artinya itu. Biar mereka berhitung (waktu terbang rudal)," tegas Putin lagi.
Negara Bersenjata Nuklir. Foto: Basith Subastian/kumparan
ADVERTISEMENT