Hubungan SBY-Mega Dinilai Jadi Ganjalan Demokrat Masuk Kabinet Jokowi
ADVERTISEMENT
Lobi-lobi politik untuk menentukan jatah menteri di kabinet Jokowi -Ma'ruf Amin semakin intens dilakukan jelang pelantikan presiden pada 20 Oktober.
ADVERTISEMENT
Salah satu lobi politik yang terlihat yakni adanya pertemuan Ketum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Jokowi pada Kamis (10/10).
Pertemuan SBY dengan Jokowi itu membuat kabar adanya jatah menteri untuk Demokrat santer terdengar. Bahkan jika masuk kabinet, Demokrat telah menyiapkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang kini menjabat Wakil Ketua Umum, sebagai menteri.
Namun menurut Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari, peluang Demokrat gabung koalisi dan masuk kabinet juga bergantung restu Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
"Hak prerogatif ada di tangan Pak Jokowi, tapi siapa pun presidennya pasti mempertimbangkan masukan, dukungan, atau bahkan resistensi dari tokoh-tokoh politik lainnya," kata Qodari dalam diskusi bertajuk 'Dinamika Politik Jelang Pelantikan Kabinet' di Jakarta Pusat, Sabtu (12/10).
"Nah memang kalau ada resistensi kita paling besar mungkin yang akan dipertimbangkan dari Megawati, satu partainya paling besar, kedua Pak Jokowi berasal dari PDIP," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Qodari melihat hubungan pribadi Mega dengan SBY yang masih ada ganjalan juga menjadi pertimbangan Demokrat masuk kabinet. Hal itu berbeda jika dibandingkan hubungan Mega dengan Prabowo Subianto yang baik. Terlebih Prabowo juga menemui Jokowi di Istana pada Jumat (11/10).
"Bisa jadi hubungan pribadi Bu Mega dengan SBY, dengan Prabowo juga berpengaruh. Mana hubungannya yang paling baik itu yang lebih berpeluang untuk masuk," kata dia.
Sehingga menurut Qodari, peluang Demokrat masuk kabinet Jokowi lebih kecil ketimbang Gerindra.
"(Demokrat) peluangnya mengecil atau peluangnya lebih kecil dibandingkan dengan Gerindra. Tapi apakah kemudian yang kecil itu akan masuk atau tidak? Kita tunggu pada waktunya," ucapnya.