Hujan Langka di Mina Sebabkan Mati Listrik di Maktab Jemaah

13 Agustus 2019 14:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para jemaah tiba di Mina di bawah hujan lebat untuk melaksanakan lempar jumrah, Makkah, Senin (12/8) Foto: AFP/Abdel Ghani BASHIR
zoom-in-whitePerbesar
Para jemaah tiba di Mina di bawah hujan lebat untuk melaksanakan lempar jumrah, Makkah, Senin (12/8) Foto: AFP/Abdel Ghani BASHIR
ADVERTISEMENT
Hujan deras mengguyur kawasan Mina, Makkah, Arab Saudi, pada Senin (12/8). Menurut Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, hujan ini jarang sekali terjadi di Mina pada pelaksanaan lontar jumrah. Akibatnya, hujan membuat aliran listrik ke maktab-maktab atau kantor jemaah haji padam.
ADVERTISEMENT
"Ini memang sesuatu yang tidak kita duga, hujan cukup deras tidak hanya di Mina, tapi seluruh Makkah, jarang sekali terjadi. Sejak beberapa tahun terakhir, sejak 2014, tidak pernah terjadi hujan deras," kata Lukman yang ditemui tim Media Center Haji di maktab Mina, Selasa (13/8).
Hujan deras sebelumnya juga terjadi di Arafah ketika pelaksanaan wukuf. Lukman mengatakan, di Arafah instalasi listrik berada di bawah tanah tenda jemaah, hingga akhirnya terpaksa dimatikan demi keselamatan. Pemadaman juga terjadi ketika hujan di Mina.
Hujan deras mengguyur kawasan Mina, Makkah, Senin (12/8). Foto: Istimewa
Lukman menuturkan hujan menyebabkan trafo di Mina terbakar yang korsleting akibat air hujan. Beberapa tenda jemaah jadi gelap gulita, termasuk klinik kesehatan haji Indonesia di Mina.
"Saya mengecek pos kesehatan, memang terhenti listriknya tapi tidak menyebabkan kondisi jemaah terganggu, hanya penerangannya saja," ujar Lukman.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Kepala Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja Madinah Akhmad Jauhari mengatakan, hujan disertai angin kencang tidak merusak tenda jemaah yang semi permanen. Namun, ada beberapa tenda kemasukan air lewat lubang-lubang ventilasi tenda.
"Namun secara umum tidak mengganggu aktivitas dan masa tinggal jemaah di tenda," kata Jauhari.
Salah satu dampak mati listrik adalah matinya penghangat untuk makanan jemaah. Biasanya, makanan kotak jemaah diantarkan dalam kondisi hangat karena terus berada di mesin pemanas.
"Pasokan makan malam sempat terhenti karena kondisi listrik mati. Ada keterlambatan di beberapa kloter yang sampai magrib masih mati listrik," tutup Menteri Lukman.